REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek engineering, procurement, and construction (EPC) Blok Cepu, Jawa Timur terancam tak bisa kelar 2014 ini. Meski ditargetkan selesai 69 persen, faktanya pembangunan pipa di blok migas yang dioperatori Mobil Cepu Limited ini baru selesai 45,5 persen.
"Pipa itu masuk EPC 2," kata Kepala Humas Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro, Selasa (5/3). Menurutnya, pembangunan terhambat karena adanya ancaman warga sekitar lokasi proyek yang akan menyetop pembangunannya.
Para warga menuntut CSR lebih besar. Persoalan ini membuat beberapa pekerjaan terhenti. Menurut Elan, permasalahan di satu bagian konstruksi saja sudah pasti membuat pembangunan konstruksi lainnya mundur.
Sebagaimana diketahui, pembangunan fasilitas produksi Blok Cepu terkait sumber minyak di Lapangan Banyu Urip. Lapangan tersebut memiliki cadangan minyak sebesar 450 juta barel minyak.
Dengan pembangunan fasilitas produksi baru ini, fasilitas produksi lama di wilayah tersebut akan dibongkar. Saat ini produksi minyak Banyu Urip di kisaran 24 ribu barel per hari (bph) dan diharapkan mencapai 165 ribu bph di pertengahan 2014.
Proyek Cepu terbagi dalam lima EPC. Proyek EPC 1 terkait pengerjaan sarana penampungan minyak (central processing facilities/CPF).
EPC 2 adalah pipanisasi (pipeline) 20 inchi di darat sejauh 72 km mulai Banyuurip sampai bibir pantai Palang Tuban. Sedangkan EPC 3 pembangunan pipa dibawah laut sejauh 23 Km sebesar 20 inci dari tepi pantai menuju tengah laut sepanjang 23 kilometer.
EPC 4 membangun fasilitas penampungan minyak terapung ditengah laut floating storage and offloading. Sementara EPC 5 adalah kontrak pekerjaan sipil dan infrastruktur, diperkirakan berkisar di angka 1.2 triliun rupiah.
Dari keseluruhan, EPC 1, 3 dan 5 yang selesai sesuai target pembangunan yakni 45 persen, 27 persen dan 24 persen. Selain EPC 2, pembangunan EPC 4 juga belum mencapai target dari semula 46 persen menjadi hanya 43 persen.
Nilai proyek Blok Cepu memakan dana 1,3 miliar dolar AS. Blok Cepu sendiri dioperatori Mobil Cepu Ltd, yang merupakan anak usaha ExxonMobil dan Pertamina.
Wakil Presiden Public and Government Affair ExxonMobil Erwin Maryoto mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan oleh kontraktor EPC untuk mengejar target waktu penyelesaian. “Kami percaya dapat menyelesaikan proyek Banyu Urip, Blok Cepu sesuai dengan target. Bahkan kami melakukan sampai shift malam,” katanya.