REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs nilai tukar rupiah pada Selasa (5/3) pagi bergerak melemah terhadap dolar AS menyusul kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia. Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 9.705 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.700 per dolar AS.
"Pelemahan kurs nilai tukar rupiah dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap kemungkinan masih defisitnya neraca perdagangan dan paska rilis inflasi Februari yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (5/3).
Ia menambahkan kurs rupiah yang berada dalam area negatif terhadap dolar AS juga dipicu dari pelaku pasar uang yang merespons berita pemangkasan belanja, yang berarti akan berlakunya //automatic spending cut// senilai 85 miliar dolar AS.
"Pelaku pasar uang mengkhawatirkan pemangkasan anggaran AS senilai 85 miliar dolar AS akan menghambat laju pemulihan ekonominya dan akan memperkuat dolar AS sebagai 'safe haven'," kata dia. Selain itu, ia manambahkan data penurunan manufaktur Cina turut memberikan dampak negatif.