REPUBLIKA.CO.ID,BATAM --- Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muliaman D Hadad meminta pegiat ekonomi syariah rajin menyosialisasikan sistem ekonomi nonriba ini ke masyarakat. Sekolah, pesantren, kampus, maupun masjid menjadi media yang efektif untuk menyebarkan ekonomi syariah.
Menurut Muliaman, hal ini sejalan dengan terus tumbuhnya industri keuangan syariah. Masjid maupun pesantren bisa menjadi tempat efektif untuk menyosialisasikan lembaga keuangan syariah. Para ulama dan pemimpin masyarakat diharapkan bisa menjadi penyebar informasi sistem ekonomi Islami ini.
"Tentu perkembangan cepat ini bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar masjid," kata Muliaman saat menghadiri pelantikan pengurus MES Kota Batam, pekan lalu, di Batam.
Untuk mewujudkan pemberdayaan masjid, pada tahap awal, MES bisa membuat pelatihan di tingkat masjid. MES diminta Muliaman yang juga Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memahami sistem ekonomi syariah. Berikutnya, jika SDM sudah siap, di satu masjid bisa didirikan satu baitul mal wa tamwil (BMT).
Muliaman mencontohkan, jika satu BMT dikelola dua orang, dan di Batam terdapat 800 masjid, pendirian BMT di setiap masjid itu akan memerlukan 1.600 orang. Namun tentu tak setiap masjid harus ada BMT. "Harus dipilih masjidnya juga," kata Muliaman.
MES diharapkan bekerja sama dengan Asosiasi BMT se-Indonesia. Asosiasi bisa memberikan technical assistant untuk menyiapkan SDM maupun perangkat lainnya.
Dari hasil penelitian, kata Muliaman, ada kaitan erat keterjangkauan masyarakat pada perbankan terhadap kesejahteraan. Mantan deputi Gubernur Bank Indonesia ini pun mencontohkan ada BMT di Pulau Jawa yang dikelola para santri, tapi asetnya sudah miliaran rupiah.
Ketua Badan Pengurus Harian MES Kota Batam Yulfiswandi mengatakan, untuk memberdayakan masjid, pihaknya meneken kesepakatan kerja sama dengan Dewan Masjid Kota dan Badan wakaf Indonesia Kota Batam. Tahap awal, MES akan mendirikan BMT di sejumlah masjid di Batam.