REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Tunisia berencana menyediakan pembiayaan syariah untuk usaha kecil dan menengah (UKM) melalui penggabungan antara sektor publik dan swasta. Layaknya negara-negara Arab, model ini ditujukan untuk memperbaiki perekonomian bank usai kekacauan politik.
Bank Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (Bank of Financing Small and Medium Enterprises/BFPME) yang berbasis di Tunis telah sepakat dengan Perusahaan Pengembangan Sektor Swasta(ICD). ICD akan membantu BFPME dalam mengembangkan pembiayaan untuk UKM. Pembiayaan tersebut mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti pelarangan bunga.
Rencana tersebut termasuk pemberian dana 32,3 juta dolar AS untuk UKM. Dana tersebut telah diberikan oleh United Gulf Financial Services-North Africa (UGFS-NA). "Dana ini akan berhasil meningkatkan investasi asing dalam mengembangkan perbankan syariah di negeri ini," kata Ketua UGFS-NA Mohamed Fekih seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/3).
Dana akan difokuskan pada daerah perkotaan, dan berharap investasi tersebut dapat menciptakan 1.000 lapangan kerja baru.