Selasa 26 Feb 2013 13:02 WIB

Kilang Arun-Tangguh Swap Gas ke Domestik

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
Kilang Gas Tangguh.
Foto: sindikasi.net
Kilang Gas Tangguh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lapangan gas Tangguh, Papua akhirnya mendistribusikan gas alam cair (LNG) ke pasar domestik. Kali ini, blok migas yang dikelola perusahaan migas Inggris BP tersebut, menyalurkan gas ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh.

Menurut Deputi Pengendalian Komersial Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegaiatn Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Widhyawan Prawiraatmadja, PIM akan mendapatkan enam kargo. Dengan mekanisme swap (pengalihan), Kilang LNG Arun akan mengalihkan alokasi gas yang seharusnya dikirim untuk perusahaan Korea Selatan, Kogas, kepada PIM melalui pipa.

Hal ini dilakukan karena PIM tidak mempunyai fasilitas terminal penerimaan LNG dan kapal LNG untuk mengangkut kargo dari Tangguh ke PIM. "Jadi walaupun PIM tidak mempunyai fasilitas penerima LNG tetapi gas dari Tangguh sudah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan konsumen," jelasnya.

Meski begitu, Kogas akan tetap mendapat alokasi gas yang sama. Produksi gas Tangguh berupa LNG, yang sebelumnya untuk pasar Amerika Serikat, akan langsung dikapalkan ke Kogas.

Penjualan kargo perdana ke Kogas sekitar 24 juta dolar AS. "Bila setiap kargo dibeli dengan harga 24 juta dolar AS, maka harga gas per MMBTU dihargai sebesar 8,5 dolar AS," terangnya.

Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan awalnya PIM membutuhkan delapan kargo LNG. "Tapi karena tak mungkin semuanya terserap, akan ada sisa sebanyak dua kargo," ujarnya.

Rencananya sebanyak 0,5 kargo dari sisa itu akan digunakan untuk menutup kebutuhan gas pembangkit listrik milik PT Kertas Kraft Aceh. Dengan demikian, alokasi gas untuk PIM akan tersisa 1,5 kargo. "Kami harapkan pasokan ini akan mulai mengalir tahun ini," ujarnya.

Sisa dari jatah PIM, kemungkinan akan disalurkan untuk mengisi pasokan terminal apung regasifikasi unit (FSRU) LNG Jawa Barat. Pasalnya, meski sudah mendapat jatah dua kargo, PLN yang mendapat gas dari FSRU Jawa Barat masih kekurangan dua kargo lagi. Bila pasokan diambil dari alokasi PIM, maka PLN tak perlu membeli LNG di pasar spot yang lebih mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement