Ahad 16 Mar 2014 12:15 WIB

PLN Belum Sepakati 'Swap' Gas Gajah Baru

Ladang gas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang gas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) hingga kini belum menyepakati mekanisme pertukaran (swap) gas Lapangan Gajah Baru, Blok Natuna Sea Block A di Kepulauan Riau.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Ahad (16/3) mengatakan, pihaknya belum menyepakati harga gas yang dialirkan ke pembangkit di Batam. "Kami menilai harga gas ke Batam bisa dikurangi dari sekitar 7,6 menjadi 6,5 dolar per MMBTU," katanya.

Menurut dia, gas masuk secara bertahap ke pembangkit yang tengah dibangun berkapasitas 120-150 MW di Tanjung Uncang, Batam. Tahap awal, gas masuk 12 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada Oktober 2014 dan meningkat menjadi 30-40 MMSCFD akhir 2014 atau awal 2015. Suryadi menjanjikan persoalan swap Gajah Baru sudah selesai paling lambat April 2014.

Sementara itu Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan, pihaknya menunggu terealisasinya swap gas tersebut. "Kami sudah tidak ada masalah, termasuk harga, tinggal menunggu saja," katanya.

Mekanisme swap dijalankan berdasarkan surat keputusan Menteri ESDM Jero Wacik yang ditandatangani 26 Oktober 2011 sebagai upaya peningkatan pemanfaatan gas untuk domestik.  Swap dilakukan antara Gajah Baru dan Lapangan Grissik, Blok Koridor, Sumsel.

Gas Gajah Baru yang dioperasikan Premier Oil masuk ke pembeli ConocoPhillips di Singapura, sementara produksi Grissik yang dikelola ConocoPhillips untuk domestik. Pihak Singapura sudah berkomitmen merealisasikan swap yang merupakan upaya sementara, sampai gas Gajah Baru masuk secara permanen ke pembangkit di Batam. Gas Gajah Baru tidak bisa langsung masuk ke pembangkit Batam karena ketiadaan infrastrukturnya.

Awalnya, gas swap Gajah Baru sebanyak 40 MMSCFD dialirkan ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi milik PLN. Namun, karena PLN menginginkan gas hanya digunakan saat puncak (peaker) dan infrastruktur juga tidak memungkinkan, akhirnya diubah skemanya.

Pada November 2013, ditandatangani perubahan mekanisme swap setelah keluarnya alokasi gas Menteri ESDM. Alokasi berubah menjadi untuk PT PGN Tbk 25 MMSCFD, Banten Global Development 10 MMSCFD, dan PLN 5 MMSCFD. Atas kesepakatan itu, PLN mensyaratkan pembangkit Batam sudah dipenuhi gasnya pada akhir 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement