REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Tamzis mencoba masuk ke pembiayaan mikro industri kecil tahun ini. Sebelumnya, pembiayaan BMT Tamzis hanya menyasar sektor perdagangan.
Pembiayaan industri kecil ditujukan pada pengusaha kecil kayu di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Manajer BMT Tamzis, Budi Santoso, mengatakan di Wonosobo terdapat perusahaan yang menampung kayu dalam bahan baku setengah jadi. Peran BMT Tamzis adalah melakukan pembiayaan pada pengusaha kecil agar mampu memasok bahan baku kayu setengah jadi ke perusahaan tersebut. "Pembiayaan berkisar Rp 5 juta hingga Rp 50 juta," ujarnya kepada ROL, Selasa (26/2).
Pembiayaan tersebut biasanya digunakan untuk membeli alat pengelolaan kayu, seperti mesin gergaji. Pembiayaan tersebut sudah dimulai dan diharapkan bisa mencapai 20 persen. Pasalnya selama ini 90 persen pembiayaan BMT Tamzis didominasi dari sektor perdagangan.
Pada tahun lalu, pembiayaan BMT Tamzis mencapai Rp 250 miliar. Budi berharap bisa terus melakukan pembiayaan terhadap sektor produktif. Dia pun mengimbau BMT lain meningkatkan pembiayaan sektor produktif dibanding konsumtif sehingga dapat menggali pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Kehadiran BMT, kata Budi, bisa membantu pengusaha kecil. Untuk itu dia berharap BMT terus tumbuh agar mampu menggarap pasar yang masih luas.
Budi berujar hingga kini sumber daya manusia (SDM) masih menjadi kendala bagi BMT, khususnya BMT Tamzis. "Jarang sekali dapat SDM yang siap pakai, akhirnya harus diberi pelatihan dulu," ucapnya.