REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Minat beli masyarakat terhadap Sukuk Negara Ritel seri SR-005 cukup tinggi. Berdasarkan laporan harian agen penjual, hingga Kamis (21/2), total penjualan mencapai Rp 20,87 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (PU) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan terdapat 20 agen penjual meminta tambahan kuota penjualan (upsize) sebesar Rp 7,96 triliun. Ini membuat potensi permintaan mencapai Rp 22,96 triliun.
Sesuai Strategi Pembiayaan Tahunan melalui utang 2013 serta untuk memberi ruang bagi penerbitan jenis instrumen Surat Berharga Negara (SBN) lainnya, pemerintah menetapkan kuota yang akan diserap Rp 15 triliun. "Di akhir masa penawaran, total pemesanan pembelian yang disampaikan agen penjual Rp 14,999 triliun," ujarnya, Selasa (26/2). Ada satu agen penjual yang tidak memenuhi target.
Dalam proses penjatahan, kata Robert, terdapat beberapa investor yang melampaui batas maksimal pembelian, tersebar di beberapa agen penjual. Setelah dilakukan penjatahan secara proporsional, total pemesanan pembelian yang mendapatkan penjatahan Rp 14,968 triliun.
Robert berujar tingginya minat beli SR-005 dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tingkat imbalan kompetitif, semakin baiknya edukasi mengenai instrumen sukuk ritel terhadap masyarakat, meningkatnya pendapatan masyarakat, serta momentum penerbitan yang bertepatan dengan jatuh tempo Sukuk Ritel seri SR-002 sejumlah Rp 8,03 triliun.
Secara umum, pemesanan pembelian masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah investor SR-005 mencapai 17.783 orang. "Ini merupakan jumlah investor terbanyak dalam penjualan sukuk ritel," ucap Robert. Jumlah investor terbanyak yaitu 55 persen berada di wilayah Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta. Sementara investor di DKI Jakarta 38 persen, Jawa Tengah 5 persen dan Jawa Timur 2 persen.