REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menandatangani rencana pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Sarulla, Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Namun pengembangan salah satu pembangkit panas bumi terbesar di Indonesia itu, masih menunggu konsorsium Sarulla Operation Limited (SOL).
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbaruka dan Koservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana kontrak bersama (join operation contract/JOC) dan kontrak jual beli energi (energy sale contract/ESC) sebenarnya sudah ditandatangani. "Kini tinggal menunggu persetujuan dari pihak Sarulla Operation Limited (SOL) saja yang dari Jepang," katanya, Ahad (24/2).
Meski demikian, ia mengaku pihaknya optimis, pengembangan PLTP Sarulla bisa tepat waktu. Sebagaimana diketahui, PLTP Sarulla diharapkan selesai 2016 nanti. Apalagi, secara administratif, semua persyaratan sudah terpenuhi. "Lagipula, kita sudah minta pihak Jepang datang segera mungkin bulan ini untuk tanda tangani," jelasnya.
Sebagaimana diketahui SOL merupakan konsorsium antara perusahaan Indonesia Medco dengan dua perusahaan Jepang yakni Kyusu Electric dan Itochu Corporation serta perusahaan AS Ormat International Inc. Medco, Kyusu dan Itochu sama-sama memiliki 25 persen saham di proyek ini sedangkan 12,5 persen lain dimiliki Ormat.
PLTP Sarulla seharusnya digarap SOL sejak 2007 lalu. Namun hingga kini konsorsium belum bisa menjalankan pembangunan karena tak kunjung mendapatkan jaminan aset untuk memperoleh pinjaman dana investasi.
Padahal di rencana awal, PLTP dengan kapasitas 330 MW itu harus selesai 2012 lalu. Listrik PLTP Sarula sendiri rencananya akan dibeli PLN.
Sebelum jatuh ke tangan SOL, PLTP Sarulla sebenarnya hendak digarap Unicoal Nort Sumatera Geothermal di 1994. Namun karena tak kunjung terealisasi di 2003, proyek ini diambil alih PLN dan ditender ulang.
SOL memenangkan tender dan bakal berinvestasi hingga 1,5 miliar dolar AS. Sebanyak 30 persen akan menggunakan dana internal SOL.
Pembuatan PLTP Sarulla dipercaya akan mencukupi kebutuhan daya pembangkit di wilayah Sumatera Utara, yang mencapai 1.480 MW. Saat ini beban puncaknya mencapai 1.200 MW.