REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai fasilitas kredit yang belum dicairkan atau undisbursed loan sepanjang 2012 meningkat dari Rp 683,27 triliun di akhir 2011 menjadi Rp 817,27 triliun di akhir 2012. Direktur Eksekutif Humas BI, Difi A Johansyah, mengatakan problem utama terjadinya peningkatan ini karena sektor riil.
"Sektor riil yang menerima kredit tak bisa merealisasikan proyeknya sesuai tahapan," kata Difi dijumpai ROL di Jakarta, Jumat (22/2). Mandegnya realisasi proyek tersebut menurutnya karena berbagai sebab, misalnya kendala pembebasan lahan.
Difi juga memaparkan bentuk undisbursed loan tersebut ada dua, committed dan uncommitted. Biasanya, undisbursed loan dari kredit yang uncommitted porsinya lebih besar. Tahun lalu, total undisbursed loan dari kredit committed mencapai Rp 551,60 triliun. Sedangkan undisbursed loan dari kredit committed mencapai Rp 265,66 triliun. Kredit-kredit yang committed biasanya ditangani oleh bank-bank pemerintah (BUMN).
Tahun lalu, undisbursed loan dari kredit committed bank-bank pemerintah mencapai Rp 48,41 triliun dan uncommitted mencapai Rp 145,06 triliun. Sedangkan kredit committed bank-bank swasta mencapai Rp 163,3 triliun dan uncommitted mencapai Rp 184,59 triliun.
Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Ahmad Baiquni, memandang peningkatan undisbursed loan pada bank-bank pemerintah karena bentuk kreditnya banyak yang berupa kredit investasi. Sehingga, pencairan kredit memang berdasarkan penyelesaian dari setiap tahapan proyek," ujarnya.
Ahmad melihat penyebab meningkatnya undisbursed loan karena adanya prinsip kehati-hatian yang diterapkan perbankan. Misalnya, harus ada penyelesaian setiap tahapan proyek sesuai akad kredit yang telah disepakati. Hingga Desember 2012, total undisbursed loan BRI mencapai Rp 75,2 triliun. Angkanya naik 25,14 persen dari Rp 60,1 triliun pada 2011.
Presiden Direktur PT OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, mengatakan undisbursed loan perusahaan per akhir Desember 2012 meningkat sekitar 27 persen dibandingkan 2011. Hal ini seiring dengan peningkatan 28 persen kredit (loan) baru yang diberikan pada tahun ini.
Sebagaimana lazimnya, kata Parwati, tidak semua fasilitas kredit yang diberikan ke nasabah akan digunakan secara penuh pada saat diberikan. "Karena itu sangat tergantung pada kesiapan proyek yang akan dibiayai," ujarnya. Berikutnya, kredit modal kerja juga sangat tergantung kondisi cash flow debitur.