Jumat 22 Feb 2013 17:18 WIB

RI Pelajari Tawaran Lahan 4 Juta Ha di Nigeria

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bakal mempelajari tawaran lahan yang cukup menggiurkan dari Nigeria. Negara di Afrika Barat itu menawarkan lahan seluas empat juta hektar (ha) bagi Indonesia. Negara itu menginginkan Indonesia masuk di sektor perkebunan atau pertanian.

Ketua Komite Afrika Kadin Indonesia Mintardjo Halim mengatakan pada awal Maret mendatang Indonesia akan mengkaji plus minus jika Indonesia memanfaatkan tawaran lahan tersebut. Umumnya, Nigeria menawarkan lahan tersebut untuk industri minyak kelapa sawit (CPO).

"Kita lagi pelajari penawaran dari Afrika, kita harus melihat strategisnya bagaimana, manfaatnya bagi Indonesia kalau kita masuk kesana," ujar Mintardjo, Jumat (22/2), saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian.

Ia mengatakan Indonesia akan menimbang-nimbang manfaat yang mungkin bisa diambil jika berinvestasi di negara tersebut. Ia menginginkan nantinya jika benar Indonesia masuk kesana, Indonesia memiliki barter yang sesuai. Misalnya, dengan mengurangi tarif bea masuk. "Bagi investor mungkin untung, tapi bagi Indonesia belum tentu untung," katanya.

Ia mengatakan, kalaupun Indonesia mengambil tawaran Nigeria untuk menggunakan empat juta hektar lahan, lahan itu kemungkinan tak semuanya digunakan untuk lahan sawit. Tawaran lahan itu, menurut dia bisa juga digunakan untuk membantu ketahanan pangan di Indonesia.

Ia mencontohkan, Indonesia saat ini masih mengimpor gula dan jagung. Bukan tidak mungkin tawaran itu bisa digunakan untuk menanam tebu dan jagung, sehingga ketika Indonesia kekurangan produk tersebut, bisa mengambil 'cadangan' atau mengimpor dari Nigeria.

"Bisa juga untuk cadangan logistik," ujarnya.

Namun, menurutnya Indonesia tidak akan terburu-buru memutuskan akan masuk ke Nigeria. Indonesia, kata dia saat ini dalam status melihat pola perdagangan dan keuntungan yang bisa diambil jika investasi itu benar terealisasi. Artinya, Indonesia tidak mengambil posisi akan berinvestasi disana, jika nantinya pemerintah Nigeria justru tidak mengimpor produk-produk dari Indonesia.

"Kita belum tahu bargaining apa yang kita minta," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement