REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha sepatu menuntut kepastian iklim usaha. Pasalnya, ekspor sepatu buatan Indonesia kian lesu dari hari ke hari.
Tahun 2012, nilai ekpor hanya mencapai 3,5 miliar dolar AS. Angka ini meleset dari target sebesar 5 miliar dolar AS. Sementaa di tahun 2011, ekspor sepatu Indonesia menembus angka 3,3 miliar dolar AS. "Naiknya tipis sekali," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Binsar Marpaung, Jumat (22/2).
Penurunan nilai ekpor menurut Binsar karena krisis Eropa dan Amerika Serikat belum usai. Kedua negara tersebut selama ini menjadi target ekspor sepatu buatan Indonesia. Pasar Eropa menyerap 35 persen ekspor dan pasar Amerika menyerap ekspor sebanyak 25 persen. Kenaikan upah minum tenaga kerja dikatakan Binsar juga mendongrak naiknya ongkos produksi.
Pemerintah diharapkan segera memberikan penangguhan upah tenaga kerja terhadap industri padat karya. Penangguhan ini dibutuhkan agar pengusaha dapat membuat strategi industri untuk kelangsungan usaha. Kondisi saat ini menurutnya, mengganggu stabilitas usaha produksi sepatu.