Kamis 21 Feb 2013 14:58 WIB

Citibank Tangani Obligasi Dolar AS

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Citibank
Foto: news.nationalpost.com
Citibank

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citibank Indonesia telah menjadi underwritter bagi tiga perseroan yang melakukan transaksi pasar modal sepanjang Januari 2013. Tahun ini Citibank masih akan menjadi underwritter bagi dua penerbitan obligasi dan beberapa sindikasi lain.

Tiga perseroan yang telah dilayani Citibank melalui divisi corporate dan investment banking adalah block trade Bekasi Fajar Industrial Estate, penerbitan obligasi PT Indika Energy Tbk, dan reopening Lippo Karawaci. Total nilai seluruhnya adalah sebesar 670 juta dolar AS atau senilai Rp 6,48 triliun.

"Sebelumnya perseroan juga melayani pinjaman sindikasi Garuda Indonesia sebesar 120 juta dolar AS yang dieksekusi pada November 2012," ujar Head of Corporate and Investment Banking Kunardy Lie di Jakarta, Kamis (21/2).

Lie mengatakan tahun ini perseroan telah diberi mandat untuk menjadi underwriter dua perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Obligasi tersebut rencananya akan diterbitkan dalam bentuk valuta asing (valas). Sayangnya Lie tidak menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut dan berapa nilainya.

Tahun ini kebutuhan obligasi masih akan tinggi, lanjut Lie. Kebutuhan pasar akan obligasi masih sangat kuat. Namun di semester kedua 2013 pertumbuhannya akan melandai. Hal ini bergantung pada situasi pasar, kata dia. Apabila harga-harga saham membaik, maka pasar akan lari ke saham, alih-alih ke obligasi. Akan tetapi ia melihat masa pemilihan umum juga akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan pasar. Pasar memilih untuk menunggu dan melihat keadaan sepanjang pemilu.

Lie menilai obligasi dolar AS saat ini cukup bullish. Volume obligasi dolar AS tahun lalu, kata Lie, nilainya melebihi volume obligasi pada 2011 ditambah 2010. Selain itu bunganya juga dinilai lebih kecil. Untuk tenor yang 10 tahun saja hanya 7,1 persen.

Perseroan juga akan memberikan pinjaman sindikasi ke beberapa perusahaan tahun ini. "Kami menyediakan pipeline sindikasi sampai 1 miliar dolar AS," ujar Lie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement