REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak AS jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah meningkatnya spekulasi penjualan besar-besaran oleh perusahaan pengelola dana investasi.
Pasar New York mengabaikan risalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada Januari yang menunjukkan berlanjutnya perpecahan atas program pembelian asetnya untuk mendukung ekonomi yang lemah.
Per barel minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Maret, turun 2,20 dolar AS dari Selasa menjadi ditutup pada 94,46 dolar AS di New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Per barel minyak acuan Eropa, Brent Borth Sea menetap di 115,60 dolar AS di London, turun 1,92 dolar AS. Para analis mencari penjelasan setelah harga minyak tiba-tiba turun tiga dolar AS di sesi New York.
Kyle Cooper, managing partner di konsultan IAF Advisers yang berbasis di Houston, Texas, mengatakan perubahan mendadak dalam harga kadang-kadang muncul ketika kontrak berjangka berakhir, seperti yang terjadi dengan berakhirnya kontrak berjangka minyak WTI Maret. "Ketika kontrak berjangka berakhir, dana harus keluar," kata Cooper.
Analis Stephen Schork mengatakan tidak ada berita yang melibatkan faktor-faktor fundamental pasokan dan permintaan di balik pergerakan harga.
"Ada semacam jumlah besar tekanan jual (yang) datang ke pasar," kata Stephen Schork, seorang analis di Schork Group. "Seperti apa katalisnya, itu yang ditebak semua orang."
Schork mengatakan penjelasan yang mungkin termasuk kemungkinan yang disebut "fat finger", sebuah istilah untuk sebuah perdagangan pesanan, atau keputusan oleh sebuah dana (perusahaan investasi) untuk secara tiba-tiba melepas kontrak-kontraknya.
Salah satu faktor yang bisa mengakibatkan tekanan adalah berita bahwa produsen minyak Iran memulai kembali negosiasi dengan anggota Dewan Keamanan PBB Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman, kata Cooper.
Enam negara akan membuat tawaran bagi Iran dengan "unsur-unsur baru yang signifikan" dalam upaya untuk menyelesaikan sengketa program nuklirnya pada pembicaraan pekan depan di Kazakhstan, seorang diplomat Barat mengatakan.
Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Januari, mengungkapkan perdebatan tentang program pembelian aset 85 miliar dolar AS. Bill Barukh dari iiTrader mengatakan pasar minyak 'sudah turun' sebelum risalah pertemuan Fed dirilis dan mereka memiliki dampak kecil terhadap harga minyak.