REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mencatat defisit perdagangan terburuk yang pernah terjadi untuk Januari 2013. Defisit di bulan Januari ini terutama disebabkan oleh tingginya angka impor bahan bakar.
Data resmi yang dirilis Departemen Keuangan Jepang, Rabu (20/2) menunjukkan angka defisit perdagangan yang dialami Negeri Sakura ini mencapai 1,63 triliun yen atau sekitar 17,4 miliar dolar AS. Ini merupakan defisit terburuk yang pernah tercatat untuk bulan Januari sejak tahun 1979. Sebelumnya para ekonom telah memperkirakan Jepang akan mengalami defisit neraca perdagangan sekitar 1,3 triliun yen.
Menurut data tersebut kinerja ekspor sepanjang Januari meningkat 6,4 persen menjadi 4,8 triliun yen. Ini merupakan kenaikan pertama dalam delapan bulan terakhir yang berhasil diraih Jepang. Kenaikan ekspor utamanya didorong oleh ekspor suku cadang kendaraan bermotor.
Meskipun ekspor meningkat, namun tidak sebanding dengan kenaikan angka impor sebesar 7,3 persen menjadi 6,43 triliun yen. Lonjakan impor terutama terjadi untuk produk minyak bumi, gas alam cair dan minyak mentah.
Impor bahan bakar Jepang telah meningkat sejak bencana gempa bumi dan tsunami 2011 lalu yang memicu kecelakaan nuklir terburuk di dunia dalam satu generasi. Kondisi tersebut membuat sebagian besar pembangkit listrik tenaga nuklir tidak beroperasi.