Jumat 15 Feb 2013 14:00 WIB

Wisata Sumbang 16 Persen Transaksi Kartu Kredit BNI

Rep: niken paramita/ Red: Taufik Rachman
Kartu BNI-Chelsea
Kartu BNI-Chelsea

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indtrustri pariwisata Indonesia terus meningkat. Dengan terus meningkatnya pariwisata Indonesia, penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan wisata juga akan semakin tinggi.

Salah satunya kartu kredit BNI. Dari Rp 18 triliun nilai transaksi kartu BNI di tahun 2012, 16 persennya adalah sumbangan dari sektor wisata (travel related expansive).

"Dalam sehari tercacat angka trasaksi rata-rata kartu kredit di sektor pariwisata selama 2012 sebesar Rp 16 miliar," kata Dodit W Probojakti, General Manager BNI saat ditemui di pembukaan Indonesia Travel and Holiday Fair Ke-11.

Angka ini saja akan terus meningkat di tahun 2013 ini. Mengingat berwisata sekarang ini bukan hanya sebagai sebuah hiburan tapi juga sudah sebagai gaya hidup. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mengubah cara orang bertrasaksi.

Dari cara yang konvensional beralih dengan menggunakan kartu kredit. Menurut Dodit, potensi pertumbuhan kartu kredit memang cukup besar. Kalau dilihat secara nasional pertumbuhannya akan bertambah sekitar 10 persen. BNI bahkan mencanangkan penggunaan kartu kredit menjadi target-target selanjutnya untuk meningkatkan bisnisnya.

Di tahun 2013 BNI menargetkan transaksi kartu kredit sebesar Rp 24 triliun setahun. Atau naik sebesar 30-35 persen dari tahun sebelumnya. Dengan persentasi dari sektor travel sama seperti tahun sebelumnya, yaitu 16 persen. "Persentasenya memang sama dengan tahun lalu. Tapi kalau dilihat dari angkanya tentu bertambah," tambah Dodit.

Dengan semakin besarnya pasar pariwisata ini, BNI juga mencanangkan akan menambah destinasi baru penggunaan kartu kreditnya. Salah satunya yang dilakukan tahun ini adalah dengan menambahkan Eropa sebagai tujuan baru. Selama ini tujuan wisata yang paling banyak diminati adalah Singapura, Malaysia, London dan Prancis. "Eropa termasuk salah satu yang paling banyak dikunjungi wisatawan Indonesia. Paling nggak yang melalui BNI," ungkap Dodit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement