Kamis 14 Feb 2013 22:41 WIB

Usaha Perabot Jepara Sedang 'Galau'

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Satu set perabot kamar tidur buatan Jepara (ilustrasi)
Foto: jepara.olx.co.id
Satu set perabot kamar tidur buatan Jepara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Industri mebel kayu atau furniture juga kerajian Jepara tidak bergairah karena ikut terkena imbas kelesuan pasar baik global maupun domestik. Pasalnya, pertumbuhan keuntungan dari Industri ini tidak pernah lebih dari dua persen. Sementara, Cina dapat melesat hingga 16 persen, terlebih Vietnam sebesar 30 persen.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) Jepara, Akhmad Fauzi mengatakan harga hasil olahan kayu di Jepara masih belum layak. Kondisi itu pun berdampak  keuntungan yang minim diperoleh petani kayu yang mendapatkan margin keuntungan paling kecil.

Pasalnya, hasil olahan kayu dari Jepara masih dihargai murah. Sementara, ketika keluar dari daerah tersebut harganya melambung berkali-kali lipat. Sementara petani kayu tidak memperoleh keuntungan yang membahagiakan.

''Setidaknya, harus ada win-win solution semua pihak yang terkait dari produksi hasil hutan hingga produksi hasil pohon diuntungkan,'' kata Akhmad. Ia menilai perlu adanya peraturan Pemerintah pusat dalam penataan harga kayu.

Lantaran, tambahnya, menaikan harga jual itu sulit. ''Yang diuntungkan itu konsumen baik dalam maupun luar, sementara petaninya mendapatkan keuntungan yang kecil,'' kata dia.

Ia menilai, jika keadaan terus seperti ini maka akan banyak petani kayu yang hijrah keusaha lain dalam mengelola lahan yang dimilikinya. Artinya, ketersediaan bahan baku kayu akan menurun dan melemahkan posisi bisnis furniture baik domestik maupun global.

Sementara, industri furniture maupun mebel kayu berperan sekitar 26 persen terhadap ekonomi Kabupaten Jepara. Yaitu sekitar Rp 1,2 Triliun per tahun dengan lebih dari 120 ribu pekerja terlibat dalam rantai nilai mebel ini.

Di tingkat nasional, nilai ekspor industri ini menyumbangkan lebih dari Rp 12 Triliun. Kelesuan pasar, bahkan pernah menyumbangkan penurunan keuntungan dari 200 juta US Dollar menjadi 112 juta US Dollar.

Wakil Bupati Jepara, Subroto mengatakan industri perabot maupun kayu Indonesia ini sangat potensial dalam perekonomian lokal maupun secara nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement