REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menargetkan rasio elektrifikasi (RE) di wilayah Indonesia bagian timur sebanyak 78 persen. Target ini naik dibanding realisasi tahun lalu, 65 persen.
Target ini bisa tercapai, menurut Direktur PLN Operasional Indonesia Timur, Vickner Sinaga, dengan mengoptimalkan pembangunan jaringan serta pembangkit listrik tenaga energi non BBM. Di antaranya tenaga surya, mikro hidro, biomassa dan biodiesel.
"Pemakaian energi BBM masih 50 persen untuk pembangkit listrik, tahun ini diturunkan menjadi 39-40 persen," ujar Vickner dalam peresmian sarana kelistrikan dan program unggulan PLN di Papua dan Papua Barat di Biak, Papua, Kamis (14/2).
Jika RE 78 persen tercapai di akhir tahun ini, maka porsinya sama dengan RE secara nasional. Pada 2010, rasio elektrifikasi di Indonesia bagian timur mencapai 49 persen.
Untuk mendorong pembangunan infrastruktur jaringan listrik, PLN menaikkan pertumbuhan investasi hingga 15 persen dibandingkan tahun lalu.
Kepala Divisi Distribusi, Penyambungan dan Pelanggan PLN Pusat, Wirabumi Kaluti, menambahkan nilai investasi pembangkit, jaringan dan energi terbarukan untuk wilayah timur Indonesia tahun ini mencapai Rp 4,3 triliun.
Sekitar Rp 2,6 triliun di antaranya untuk penyambungan baru 1 juta pelanggan. Sisanya Rp 1,7 triliun untuk energi terbarukan dan operasional/perawatan.
Menurut Wirabumi, saat ini jumlah pelanggan PLN di Indonesia bagian timur mencapai 41 juta pelanggan. Tahun ini ditargetkan mencapai 1 juta pelanggan baru.
Acara tersebut dihadiri para kepala daerah, dinas energi sumber daya dan mineral serta sejumlah investor lokal dan asing.