REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Perdagangan (Kemendag) meragukan keberadaan kartel pangan, khususnya daging. Tingginya harga daging saat ini terjadi karena banyaknya permintaan sementara pasokan berkurang.
"Dugaan keberadaan kartel lemah, apalagi dikatakan mempengaruhi harga," ujar Dirjen Perdagangan Luar Negri, Bachrul Khairi.
Kemendag melaporkan harga daging sapi semakin meroket. Harga daging sapi mencapai Rp 90 ribu per kilogram (kg) di daerah Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta. Dengan kondisi seperti ini, diperkirakan ketika Lebaran harga daging mencapai Rp 125 ribu per kg. Harga daging di Indonesia saat ini mencapai 5,5 dolar AS sehingga memberatkan konsumen.
Kendati harganya mahal, Kementerian Pertanian (Kementan) bersikeras melanjutkan rencana swasembada daging sapi tahun 2014. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro mengatakan swasembada sapi akan menyejahterakan 90 persen pelaku usaha peternakan sapi dan 6,4 juta rumah tangga.
Bulan Juli mendatang, Kementan menggandeng PT Pelabuhan Indonesia (Pelni) guna mengirimkan angkutan sapi hidup jenis bibit dan bakalan untuk dikirim ke DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Data Kementan mencatat harga sapi tertinggi terdapat di daerah Bengkulu sebesar Rp 85-90 ribu per kg. Permintaan kekurangan sapi juga hanya terjadi di Jabodetabek. Kekurangan ini akan dicukupi dengan pengiriman sapi dari sentra produksi Juli mendatang.
Sementara itu industri mendorong pembenahan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). "Hanya sekitar 25 persen RPH yang fasilitasnya baik," ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi pada kesempatan yang sama.