REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan sembilan dari 18 kota di Indonesia mengalami penurunan tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini tercermin dari penurunan indeks kepercayaan konsumen (IKK) dari 116,4 menjadi 116,2.
Penurunan terbesar terjadi di Manado minus 23,6 poin. Berikutnya Bandar Lampung minus 6,8 poin. Berdasarkan tingkat pengeluaran responden, penurunan IKK per Januari 2013 dialami kelompok yang pengeluarannya lebih dari lima juta rupiah per bulan. Sementara menurut tingkat pendidikan, penurunan IKK dialami oleh responden yang berlatar pendidikan sarjana.
Tak hanya itu, indeks kondisi ekonomi (IKE) hasil survei BI juga mengalami penurunan 1,9 poin. Ini merupakan imbas dari turunnya optimisme masyarakat untuk melakukan pembelian barang tahan lama. Persepsi rumah tangga terhadap ketepatan waktu untuk membeli barang tahan lama dan penghasilannya saat ini mengalami penurunan masing-masingnya 7,3 poin dan 0,3 poin.
Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan penurunan konsumsi masyarakat tersebut bisa saja karena masyarakat kurang optimis akan sejumlah aturan yang diterapkan BI, khususnya mengenai uang pangkal (DP) kendaraan bermotor. "Atau, mereka cuma merasa kurang optimis, namun tidak memangkas pengeluarannya," kata Fauzi dihubungi ROL, Senin (11/2).
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor nasional sepanjang 2012 masih mencapai 7,141 juta unit. Meski penjualan motor tahun lalu turun tipis, namun penjualan motor dan mobil tahun ini diperkirakan masih tetap tinggi.
Jika penurunan konsumsi terjadi di sejumlah kota di Sumatra dan Kalimantan, kata Fauzi, itu lebih karena fluktuasi harga komoditas, khususnya pertambangan dan perkebunan. Sedangkan penurunan di Jawa itu lebih ke dampak aktivitas industri.