Jumat 08 Feb 2013 16:22 WIB

Malpraktik Pangan Banyak Dilakukan Industri Rumahan

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Makanan dan minuman berbahaya
Makanan dan minuman berbahaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan bahan berbahaya seperti boraks masih ditemukan di industri rumah tangga. Alasan ekonomi sering dikemukakan oleh para pedagang yang menggunakan bahan ini.

Padahal, jika dikonsumsi terus-menerus, boraks menyebabkan kerusakan hati, jantung, dan ginjal. "Bahan tambahan pangan harganya mahal, makanya boraks laku," ujar Pemerhati Kebijakakan Publik dan Perlindungan Konsumen, Agus Pambagio, Jumat (8/2).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama ini tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan penindakan terhadap malpraktik. BPOM mengeluarkan izin pengedaran produk untuk industri besar. Sedangkan industri rumah tangga mendapatkan izin Dinas Kesehatan berupa perizinan tentang sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

"Masalahnya produk tanpa PIRT, beredar juga," ujar Ketua Umum Pusat informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM), Suroso Natakusuma, Jumat (8/2).

 

Razia yang dilakukan BPOM pada akhirnya tidak memperoleh hasil yang signifikan. Beberapa kasus yang ditangani BPOM  hanya berakhir di tahap tindak pidana ringan (tipiring). Padahal, biaya yang dikeluarkan BPOM untuk melakukan razia terbilang besar.

Pemerintah perlu menyediakan sentra pangan dengan harga yang terjangkau. Dahulu, bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin tidak bisa dibeli sembarangan. Salah satu pembeli yang dibolehkan adalah rumah pengawet mayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement