REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski realiasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu meleset, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution tetap optimistis pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) tahun ini sesuai target. Hal itu ditopang aktivitas pemilihan umum (pemilu) presiden menjelang 2014.
BI memproyeksikan kontribusi pemilu terhadap PDB 2013 sekitar 0,2 persen. "Salah satu hal yang berbeda dari pemilu adalah aktivitas pengeluaran naik," kata Darmin di Jakarta, Jumat (8/2).
Antusiasme masyarakat menyambut pemilu akan terlihat mulai tahun ini. Bentuknya seperti produksi kaos kampanye, spanduk, dan bendera partai. Pemilu memberikan kontribusi positif terhadap PDB 2013.
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Ekonomi Danareksa Institute, Purbaya Yudi Sadewa mencontohkan pada 2009, pemilu menyumbang 0,3 persen terhadap PDB. Padahal, saat itu dunia sedang mengalami resesi ekonomi global. Namun, manufaktur Indonesia tetap tumbuh positif, khususnya industri makanan dan minuman yang berkontribusi sangat tinggi sewaktu pemilu.
"Kami menghitungnya bukan sekadar pengeluaran pemerintah untuk pemilu, tapi juga peserta pemilunya sendiri. Seperti calon legislatif, partai, donatur, dan pengusaha yang mengeluarkan banyak dana dukungan untuk pemilu," kata Purbaya kepada ROL.
Dana-dana yang selama ini banyak parkir di luar negeri, pada saat pemilu, biasanya ditarik masuk ke Indonesia dan dicairkan dalam bentuk rupiah. Hal ini menurut Purbaya menjadi celah lain untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi 2013.
Selain pemilu, Purbaya memproyeksikan kenaikan upah minimum pekerja sekitar 17,1 persen juga menyumbang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Lainnya adalah kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) 2013 yang mendorong konsumsi meningkat, program remunerasi dari pemerintah, dan investasi asing (FDI) yang tumbuh tinggi.