REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jumlah kebutuhan rumah di Indonesia sangat tinggi dan belum bisa dipenuhi seluruhnya. Kekurangan rumah di Indonesia mencapai 400.000 unit dari kebutuhan nasional sebanyak 800 ribu unit per tahun.
"Jumlah kebutuhan rumah yang terpenuhi baru mencapai 400 ribu unit atau terdapat kekurangan sebesar 400 ribu unit per tahun," kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Maryono saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (6/2).
Karena itu, lanjutnya, BTN tetap berkomitmen mendukung program perumahan rakyat dengan penyaluran KPR subsidi dengan target rata-rata di atas 100 ribu unit tiap tahunnya.
BTN, ujarnya, juga mendukung terciptanya pembiayaan sekunder perumahan melalui sekuritisasi dengan PT Sarana Multigriya Finansial. "Total sekuritisasi KPR telah dilakukan hingga tahun 2012 sebesar Rp2,96 triliun," ujarnya.
Terkait dengan wujud komitmen dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, ia mengungkapkan BTN terus merealisasikan bina lingkungan. Programnya adalah lingkungan harmoni BTN yaitu pemberdayaan masyarakat di suatu lingkungan berfokus pada kegiatan secara terpadu dan berkesinambungan, menuju masyarakat yang sejahtera.
"Pada 2012, CSR disalurkan sebesar Rp2,14 miliar dan bina lingkungan sebesar Rp17,12 miliar," ungkap Maryono.
Sedangkan CSR BTN yaitu menyediakan akses layanan perbankan kepada kelompok masyarakat yang belum dijangkau oleh perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Program ini menjadi contoh bagi negara-negara berkembang lainnya.