Rabu 06 Feb 2013 13:09 WIB

Waspadai Pelemahan Ekonomi di Awal Tahun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar
Foto: Antara
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan perlambatan ekonomi terjadi di sepanjang kuartal keempat 2012. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 meleset dari perkiraan.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengungkapkan angka pertumbuhan di kuartal keempat menunjukkan fakta yang tidak seperti biasanya. Pertumbuhan ekonomi justru melemah satu persen bila dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 6,17 persen. "Biasanya kuartal keempat itu selalu menunjukkan pertumbuhan yang paling kuat," ujar Mahendra usai berpidato pada paparan lembaga pemeringkat Fitch Ratings di Jakarta, Rabu (6/2).

Namun demikian pertumbuhan Indonesia yang diestimasikan sebesar 6,23 persen sepanjang 2012 ini dinilai masih tetap tinggi. Hanya ada beberapa catatan yang harus diperhatikan untuk menjaga pertumbuhan tetap di atas enam persen.

Mahendra melanjutkan, hal yang harus diwaspadai adalah perkembangan yang menyertai angka-angka tersebut. Salah satunya adalah tingkat inflasi yang cukup tinggi per Januari 2013, yakni 1,03 persen. Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak empat tahun terakhir.

Sekitar 80 persen inflasi awal tahun dipicu oleh naiknya bahan pangan. Padahal 50 persen konsumsi masyarakat level menengah ke bawah di Indonesia adalah untuk pangan.

Tingginya inflasi ini ditakutkan akan bertahan hingga semester pertama 2013. Hal ini harus segera dicermati dengan seksama agar pertumbuhan yang sudah cukup tinggi jangan sampai digerogoti dengan pelemahan. "Kalau tidak diantisipasi dengan pendekatan tertentu, ini akan terus berjalan," kata Mahendra.

Sepanjang Desember 2012 Mahendra mengakui minimnya penyerapan anggaran di akhir tahun disebabkan oleh terlambatnya aturan yang dibutuhkan untuk penyerapan keluar. Salah satunya adalah aturan terkait penyerapan barang. Dalam kondisi normal, Desember merupakan waktu paling tinggi dalam penyerapan anggaran.

Penyerapan yang tidak sempurna juga disebabkan oleh adanya realokasi dana dengan asumsi pada saat itu akan terjadi penyesuaian harga BBM. "Tapi kenyataannya hal tersebut tidak terjadi," ujar Mahendra. Namun demikian Mahendra menegaskan peningkatan penyerapan harus tetap dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement