Jumat 01 Feb 2013 10:08 WIB

Harga Makanan Kerek Inflasi Januari

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Produk makanan olahan.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Produk makanan olahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi di bulan Januari 2013 mencapai 1,03 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan inflasi bulan Januari cukup tinggi. Tingkat inflasi ini, kata dia merupakan yang tertinggi sejak empat tahun terakhir.

"Inflasi bulan ini cukup tinggi. Berikutnya, inflasi harus bisa dikendalikan," ujar Suryamin, Jumat (1/2).

Pada 2009, inflasi di bulan Januari hanya 0,07 persen. Pada 2010 mencapai 0,84 persen, tahun 2011 inflasi mencapai 0,89 persen. Sementara pada 2012 inflasi Januari mencapai 0,76 persen. Dari 66 kota yang disurvei, 62 kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga mencapai 3,78 persen. Disusul Sampit sebesar 2,91 persen. Inflasi yang cukup rendah terjadi di Pontianak yaitu 0,01 persen.

Suryamin mengatakan dalam inflasi yang tinggi disebabkan oleh harga-harga yang bergejolak. Ia menjelaskan, banyak komoditas yang harganya naik akibat musim. Secara umum, andil makanan terhadap inflasi mencapai 7,28 persen.

Ia mengingatkan pemerintah harus bisa mengendalikan harga, terutama harga bahan makanan karena sangat berpengaruh terhadap garis kemiskinan. Sementara itu, deflasi terjadi di Sorong sebesar 0,98 persen dan Manokwari 0,75 persen. Deflasi didorong oleh turunnya harga beberapa komoditas seperti ikan dan angkutan udara.

"Sekarang sedang tidak musim liburan, sehingga angkutan udara penumbangnya tidak terlalu banyak," kata Suryamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement