REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) meluncurkan indeks harga saham SMInfra18. Indeks ini mengukur performa harga 18 saham yang bergerak di sektor infrastruktur.
Komponen indeks ini adalah 18 saham yang terpilih dari daftar universe sektor infrastruktur dan penunjangnya. "Daftar saham tersebut dipilih berdasarkan sektor infrastruktur yang dapat menjadi objek pembiayaan oleh PT SMI," kata Direktur Utama SMI Emma Sri Martini di Jakarta, Kamis (31/1).
Indeks ini diharapkan menjadi acuan investor dalam berinvestasi pada saham emiten infrastruktur. Di masa depan Indeks MSInfra18 ini diproyeksikan dapat menjadi landasan acuan bagi produk pasar modal seperti reksa dana, ETF dan produk derivatif lain.
BEI dan SMI akan melakukan peninjauan berkala sebanyak dua kali dalam 1 tahun. Peninjauan dilakukan per akhir April dan Oktobe 2013r. Proses penghitungan dilakukan berbeda dengan indeks yang ada di BEI saat ini. Indeks SMInfra18 dihitung dengan pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar yang disesuaikan. Metode ini memberikan penyesuaian atas kontribusi jumlah saham tercatat atas saham yang dikategorikan sebagai penunjang infrastruktur.
Bukan tidak mungkin kinerja Indeks SMInfra18 ini akan lebih baik dari indeks LQ45. Dan bukan tidak mungkin pula jumlah emiten yang tergolong ke dalam indeks ini akan bertambah dari jumlah awal.
Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan indeks ini akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui Indeks SMInfra18, investor memiliki pedoman dalam melihat saham-saham perusahaan infrastruktur.
Dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) pemerintah hanya mampu memberikan dana 15-20 persen. Sisanya dana tersebut diperoleh dari swasta. Di sinilah tugas pasar modal untuk menarik dana-dana segar dari investor.