Rabu 30 Jan 2013 21:39 WIB

Tutup, Batavia Alihkan Penumpang ke Maskapai Lain

Rep: Friska Yolandha/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Pesawat maskapai Batavia Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Reuters/Beawiharta
Pesawat maskapai Batavia Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan penerbangan swasta PT Metro Batavia dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Rabu (30/1). Perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasionalnya per 31 Januari 2013 pukul 00.00.

Penutupan operasi perusahaan membuat Batavia menyiapkan contigency plan terkait penumpang. "Batavia mengalihkan penumpang ke maskapai Mandala Airlines," ujar Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti, Rabu (30/1) malam.

Mandala Airlines telah menyatakan kesediaannya untuk menampung penumpang yang telah terlanjur membeli tiket Batavia Air. Mandala bersedia menyiapkan kursi untuk penumpang Batavia dengan rute yang sama dengan Mandala.

Herry menambahkan beberapa maskapai juga telah menyatakan kesediaannya, seperti Lion Air dan Sriwijaya Air. Herry menghimbau kepada maskapai lain untuk ikut memberikan layanan ini kepada penumpang Batavia Air dengan harga yang sesuai.

Kementerian Perhubungan juga menghimbau kepada manajemen Batavia turun ke lapangan untuk memberikan penjelasan kepada penumpang dan menangani penumpang yang tidak jadi berangkat dengan maskapai.

Kementerian juga telah mengirim pengumuman ke bandara-bandara agar mengantisipasi pengalihan penumpang ini.

Batavia Air dinyatakan pailit setelah digugat oleh kreditur International Lease Finance Corporation (ILFC). Perusahaan dianggap tidak dapat membayar hutang sebesar 4,688 juta dolar AS hingga jatuh tempo, yaitu pada 13 Desember 2012.

Ketidakmampuan Batavia disebabkan gagalnya perseroan memenangkan tender maskapai penyelenggara haji selama tiga tahun berturut-turut. Perseroan telah meminjam sejumlah dana kepada ILFC untuk menyewa tiga pesawat airbus.

Terkait nasib agensi tiket yang dirugikan dengan pailitnya Batavia Air, Herry mengatakan sudah pernah melakukan pembicaraan dengan Asosiasi Perusahaan Penjualan Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo). Astindo disarankan untuk mengasuransikan dana yang disepositkan ke maskapai penerbangan. "Mestinya perusahaan penjualan tiket sudah tahu tentang isu pailit Batavia," ujar Herry.

Batavia telah melayani 64 rute penerbangan domestik dan luar negeri. Namun tahun lalu perseroan harus mengurangi rute penerbangan sebanyak 20 rute. Hingga semester pertama 2012 pangsa pasar Batavia Air di penerbangan Indonesia adalah 11 persen. Saat ini perusahaan hanya memiliki 14 pesawat sendiri dari total sebelumnya 33 pesawat. Namun yang mampu beroperasi hanya tujuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement