Rabu 30 Jan 2013 15:14 WIB

Telkom Terancam Gagal Ekspansi ke Myanmar

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
Telkom
Telkom

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terancam gagal melakukan ekspansi ke Myanmar setelah anak usahanya PT Telkom Indonesia International (Telin) hingga kini belum memasukkan penawaran tender lisensi seluler yang dilelang negara itu. Seperti dikutip dari situs ZDNet.com, Rabu (30/1),Telin belum masuk dalam //shortlist// perusahaan yang memperebutkan lisensi seluler yang dibuka oleh Pemerintah Myanmar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Myanmar mengumumkan, pihaknya akan memberikan dua lisensi seluler nasional kepada pemenang tender mulai pertengahan 2013. Pemenang lisensi diberikan masa beroperasi selama 20 tahun dan bisa diperpanjang. Adapun penawaran tender dibuka pada 25 Januari 2013.

Selain Airtel (India) sejumlah nama operator besar di Asia Tenggara yang sudah menyampaikan minatnya yaitu Singapore Telecommunications (SingTel/ Singapura), Singapore ST Telemedia (STT/ Singapura),  Axiata (Malaysia), dan Telenor (Norwegia).

Menanggapi hal itu, Head of Corporate Communication & Affair Telkom Slamet Riyadi mengatakan belum bisa memberikan keterangan alasan Telin belum memasukkan penawaran.

"Sesuai ketentuan, saya belum bisa memberikan statement. Ini aksi korporasi," kata Slamet.

Padahal sebelumnya Telkom gembar-gembor akan melebarkan sayapnya ke sejumlah negara seperti Myanmar dan Australia, setelah sebelumnya sudah masuk ke Timor Timur. "Untuk setiap aksi korporasi, kita baru bisa bicara setelah resmi mengajukan penawaran," ujarnya.

Namun kabar beredar menyebutkan, Telkom sepertinya akan bergabung dengan SingTel dalam tender untuk mendapatkan lisensi di Myanmar dengan membentuk konsorsium dalam operasional nantinya. Hal itu memungkinkan karena hubungan Telkom dengan SingTel sudah lama terjalin dalam membangun Telkomsel sebagai pemegang saham.

Menurut catatan, penetrasi seluler di Myanmar baru mencapai 9 persen dengan 5,44 juta pelanggan, sehingga dengan penawaran dua lisensi tersebut diharapkan penetrasi bisa menjangkau sekitar 80 persen dari total populasi pada 2016.

Saat ini di Myanmar terdapat dua pemain lokal yakni Myanmar Post and Telecommunications (MPT) berbasis 2G dan 3G yang dimiliki negara dan Yatanarpon Teleport yang berposisi sebagaiInternet service provider (ISP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement