REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Amerika Serikat dan Eropa mulai merampingkan eksposur mereka di dunia perbankan syariah, terutama lewat pemberian pinjaman. Lembaga-lembaga keuangan Islam di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika justru berinisiatif mengambil alih kesempatan tersebut.
Berdasarkan data konsultan Ernst & Young investasi syariah di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,8 triliun dolar AS di 2013. Ada bank besar dari barat, seperti Citigroup, HSBC, UBS dan Deutsche Bank yang mengatur kecepatan perkembangan keuangan syariah. Krisis keuangan memaksa pemberi pinjaman, yaitu AS dan Eropa mengurangi eksposur mereka di keuangan syariah dengan perampingan investasi di pasar negara berkembang. Hal ini juga disebabkan perekonomian di Asia Tenggara dan wilayah MENA telah mengungguli pertumbuhan ekonomi global sejak awal milenium baru.
Menurut Pendiri dan CEO Manejemen Kekayaan Islam, Safa Investment, di Riyadh dan Jenewa, John Sandwick, mengatakan banyak bank di barat keliru ketika mereka berpikir bisa mengambil hati investor Muslim dengan meluncurkan dana syariah. Padahal keuangan syariah membutuhkan investasi dan layanan konsultasi lengkap. "Industri dirancang untuk melayani kebutuhan keuangan dari 1,5 miliar Muslim di dunia," ujarnya seperti dikutip Shanghai Daily, Senin (28/1).
Industri syariah tumbuh 15 persen per tahun dan akan berlipat ganda setiap lima tahun. Investasi syariah melarang adanya bunga dan spekulasi, perdagangan yang dilarang, serta saham dari perusahaan-perusahaan alkohol, senjata, hiburan atau daging babi.
Pada 1996, Citibank menjadi bank barat yang pertama kali buka cabang di Manama, Bahrain yang kala itu menjadi pusat utama dunia Arab untuk perbankan global, pengelola dan asuransi. Kemudian bank Inggris HSBC membuka "jendela Islam" (Islamic Windows) pada 1998 yang membuka jalan bagi London menjadi tempat berpijak keuangan syariah di Eropa hingga saat ini.
Saat ini ada lima bank syariah berdiri di Inggris dengan aset 19 miliar Dollar AS yang dikelola secara syariah di London. Namun HSBC mengalami pukulan di Qatar tahun lalu ketika bank sentral di Doha melarang bank konvensional menjalankan Islamic Windows. Akibatnya, HSBC menutup layanan Amanah di Qatar. Ini menjadi pukulan bagi Inggris, terutama setelah perekonomian Qatar mulai maju dan terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Bank syariah terbesar Qatar, Masraf Al-Rayan menawarkan pengambilalihan bank syariah 'sakit' di London, IBB. Sejak didirikan pada 2004, IBB putus asa dan terus mencoba menghasilkan keuntungan melalui ritel perbankan syariah. Batas waktu pengambilalihan tersebut ditetapkan pada akhir 2012, namun akhirnya diperpanjang hingga 4 Februari 2013.