REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kondisi Rupiah sepekan terakhir perlahan stabil. Sejak kurs tengah akhir pekan lalu ditutup Rp 9.685 per dolar AS, angkanya perlahan stabil menjadi Rp 9.680 per dolar AS dipembukaan awal pekan ini, dan terus menguat Rp 9.643 per dolar AS pada pekan lalu.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Hartadi Sarwono, mengatakan Rupiah akhir-akhir ini stabil sebab BI mengupayakan menjaga kestabilannya dengan berbagai instrume yang ada. Permasalahan jangka pendeknya beberapa waktu terakhir ini adalah suplai dolar AS dan valuta asing (valas) dari hari ke hari juga membaik. "Neraca pembayaran (balance of payment) di transaksi modal (capital account) itu masih surplus. Artinya defisit transaksi berjalan bisa ditutupi oleh transaksi modal. Oleh karenanya, cadangan devisa kita meningkat," kata Hartadi. Cadangan devisa nasional per akhir Desember 2012 adalah 112,781 miliar dolar AS.
Keseimbangan neraca pembayaran di transaksi modal porsinya banyak, kata Hartadi, karena ada investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI). FDI itu porsinya 75-80 persennya dalam bentuk barang dan jasa. Jadi, dalam bentuk tunai (cash) sedikit, sehingga defisit ekspor impor hanya sebagian yang ditutup dalam bentuk tunai di pasar. "BI akan terus masuk ke pasar untuk menurunkan gap antara suplai dan demand di pasar valas," kata Hartadi. Ke depannya, BI mengharapkan angka ekspor meningkat karena pertumbuhan ekonomi dunia yang perlahan membaik di 2013.