REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk memperbesar permodalan, Bank DKI berencana melakukan initial public offering (IPO). Bila persiapan selesai pertengahan tahun ini IPO dijadwalkan akhir tahun ini.
Bank DKI menargetkan tahun ini perseroan mendapatkan penambahan modal menjadi Rp 1,325 triliun. Sebanyak Rp 450 miliar akan dikucurkan oleh pemerintah provinsi awal tahun ini. "Sisanya bisa kami dapatkan dari IPO atau kucuran dana lagi dari pemerintah provinsi," kata Direktur Pemasaran Bank DKI Mulyatno Wibowo usai menghadiri rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank DKI di Jakarta, Jumat (25/1).
Saat ini perseroan masih dalam tahap persiapan IPO. Yang sudah dilakukan sejauh ini baru membentuk tim untuk IPO. Perseroan juga belum menunjuk konselor. Namun Mulyatno mengakui banyak yang berminat untuk menjadi konselor bagi Bank DKI.
Jika tidak ada aral melintang, Bank DKI akan menggunakan buku kinerja bulan Juni. Hal ini berarti IPO dapat dilakukan maksimal akhir tahun ini.
Namun melantai di bursa menjadi alternatif bagi perseroan untuk menambah modal. "Hal ini dilakukan kalau pemerintah provinsi tidak menambah modal lagi sampai akhir tahun," kata Mulyatno.
Tambahan suntikan modal yang dikucurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 450 miliar akan dipakai perseroan untuk berekspansi dan mengucurkan kredit. Perseroan akan melakukan ekspansi ke daerah-daerah di luar Jakarta. Beberapa daerah yang menjadi tujuan perseroan, yakni seperti Surabaya, Solo, dan Bandung.
"Daerah-daerah ini dipilih karena dinilai persaingannya tidak begitu besar. Di Jakarta, setiap beberapa meter saja sudah ada bank," ujar Mulyatno.