Kamis 24 Jan 2013 10:04 WIB

SOHO Tunggu Waktu Tepat untuk IPO

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Bursa Efek Indonesia
Foto: Andika Wahyu/Antara
Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen obat nasional SOHO Group menyatakan niatnya untuk melakukan penawaran saham perdana. Hal ini dilakukan dalam rangka menambah permodalan untuk pengembangan bisnis perusahaan.

Perseroan tengah melakukan perubahan yang lebih baik terhadap kinerja agar bisa //go public//. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui pembangunan pabrik baru. "Kami memiliki rencana untuk go public dalam beberapa tahun ke depan," ujar Presiden Direktur SOHO Group Marcus Pitt kepada pers, Rabu (23/1).

Dengan melakukan initial public offering (IPO) perseroan akan memperoleh lebih banyak modal untuk meningkatkan produksi. Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam memajukan industri farmasi melalui Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Pitt mengungkapkan ini merupakan salah satu peluang untuk tumbuh di Indonesia.

Ada sekitar 200 perusahaan farmasi di Indonesia. Namun belum banyak diantaranya yang sudah melakukan IPO. Pitt berharap SOHO akan menjadi perusahaan berikutnya yang melantai di bursa. Namun perseroan harus memastikan kesiapannya, terutama dalam kinerja dan produksi.

Pembangunan pabrik baru merupakan satu langkah bagi SOHO Group untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan. Pabrik yang dibangun di tanah seluas 4,3 hektare ini diperkirakan akan menambah produksi perseroan hingga tiga kali lipat. Saat ini produksi perseroan baru sekitar 35 juta unit per tahun. Apabila pabrik baru rampung pada 2015, diperkirakan produksi akan meningkat menjadi 100 juta per unit.

Executive Vice President for Supply and Operation SOHO Mark Morgan menambahkan, nantinya pabrik SOHO akan terpusat di Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Pabrik yang saat ini dimiliki SOHO di wilayah Pulo Gadung, Jakarta Timur akan dipindahkan ke Jababeka dan ditutup.

Indonesia masih menjadi pasar terbesar SOHO Group. Sekitar 90 persen produksi dipasarkan di Indonesia. Lima persen produksi diekspor ke 11 negara, diantaranya Malaysia, Nigeria, dan Mongolia. Perseroan juga tertarik menambah jumlah negara ekspor, terutama ke negara-negara di Asia Pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement