REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dinilai patut mendapatkan penghargaan 'Bank Sentral Terbaik' dalam mempromosikan keuangan syariah versi Islamic Finance News. Ada beberapa faktor yang dimiliki BI sehingga layak menyabet penghargaan tersebut dan mengalahkan Bank Negara Malaysia.
Pengamat perbankan syariah, Adiwarman Karim mengatakan BI memiliki blue print pengembangan perbankan syariah. Selain itu, BI juga melakukan proses harmonisasi dengan Dewan Syariah Nasional (DSN), Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) dan Kementerian Keuangan.
"BI juga gemar mensosialisasikan keuangan syariah dengan ormas Islam dan perguruan tinggi sehingga pantas mendapat penghargaan tersebut," ujarnya kepada Republika, Kamis (10/1).
Langkah yang ditempuh BI dalam mempromosikan keuangan syariah menimbulkan berbagai hal positif. "Hasilnya adalah Indonesia menjadi negara terbesar dalam jumlah lembaga keuangan syariah di dunia dengan ratusan Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)," ucapnya.
Indonesia, kata Adiwarman, juga menjadi negara terbesar dengan jumlah nasabah bank syariah sebanyak 13,5 juta. Jumlah bankir syariah di Indonesia sebanyak 27 ribu orang sudah tersertifikasi. "Indonesia menjadi negara terbesar jumlah Dewan Pengawas Syariah (DPS)-nya, sekitar 240 ulama tersertifikasi perbankan syariah," ungkapnya.
Adiwarman mengatakan BI lebih fokus dalam mengembangkan Islamic Retail Banking yang berbasis sektor riil, juga pengembagan produk-produk non-Murabahah. Prestasi ini membuat BI berhasil menggeser BNM yang biasanya menyabet penghargaan tersebut.