REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham AS ditutup menguat di penghujung 2012, menempatkan S&P 500 naik 13,4 persen. Kenaikan ini merupakan yang terbaik sejak 2009.
Meski kesepakatan jurang fiskal masih abu-abu, namun investor berkemungkinan akan siap untuk mengambil risiko yang lebih tahun depan dengan harapan keuntungan yang lebih banyak.
Senat Partai Republik Mitch McConnel mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan Partai Demokrat terkait masalah pajak. Perjanjian tersebut dilakukan unruk mencegah kombinasi kenaikan pajak dan belanja AS. Hal ini diperkirakan akan mendorong ekonomi AS menuju reseri.
Sebuah sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan kesepakatan yang muncul akan menaikkan 600 miliar dolar AS pendapatan selama 10 tahun ke depan. Hal ini akan menaikkan pajak individu menjadi 400 ribu dolar dan rumah tangga produktif menjadi 450 ribu dolar.
Meskipun adanya ketidakpastian, pasar saham hanya sesekali mengalami serangan volatilitas. Untuk pertama kalinya sejak 2006 indeks CBOE Colatility (VIX) tidak melampaui level 30, ambang batas yang akan membuat investor khawatir.
"Mengingat semua ancaman sepanjang 2012, VIX sangat stabil," ujar pengamat VIX dari Federal Reserve Bil Luby, seperti dilansir laman Reuters, Selasa (1/1).
Harga sahan Dow Jones naik 166,03 poin atau 1,28 persen menjadi 13.104,14. Standard and Poor 500 memperoleh 23,104 poin menjadi 1.426,19. Sedangkan Nasdaq Composite Index menperoleh 59,20 poin atau ditutup di level 3.019,51.
S&P 500 ditutup dengan kenaikan 13,4 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Indeks Dow Jones naik 7,3 persen dan Nasdaq naik 15,9 persen.
Sektor finansial merupakan yang terkuat di indek S&P 500 tahun ini. Sektor tersebut berkontribusi sebesar 26 persen dan dipimpin Bank of America. Perseroan juga merupakan pemain terbaik Dow Jones.
Saham Apple menjadi saham paling berharga sepanjang 2012. Saham ini membantu mengangkat indeks harga saham Nasdaq dengan kenaikan saham sebesar 4,4 persen. Tahun ini Apple naik 31,4 persen atau berakhir dengan nilai pasar sekitar 501,4 miliar dolar AS.