Rabu 26 Dec 2012 18:48 WIB

Rupiah Melemah Ikuti Kondisi Pasar

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs tengah pada penutupan Rupiah Rabu (26/12) ditutup di level Rp 9.707 per dolar AS. Pelemahan tipis ini mengikuti defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang menyebabkan realisasi ekspor lebih kecil dari impor.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro, mengatakan kondisi tersebut membutuhkan pelemahan Rupiah. "Defisit transaksi berjalan sedang dalam tekanan. Bagaimanapun, ekspor memberikan pengaruh," katanya dijumpai Republika di Jakarta, Rabu (26/12) petang.

Kondisinya saat ini, kata Bambang, defisit transaksi berjalan pemerintah semakin membaik. Jadi, Rupiah sebetulnya masih cukup stabil, tak mungkin sampai menyentuh angka Rp 10 ribu per dolar AS. Rupiah tahun depan juga berpeluang untuk terapresiasi, terutama karena neraca perdagangan Indonesia akan semakin surplus.

Defisit neraca perdagangan kumulatif dalam medio Januari hingga Oktober 2012 disebabkan karena  tingginya importasi minyak dan pesawat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit transaksi berjalan kuartal I 2012 mencapai 1,5 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) atau senilai 3,2 miliar dolar AS.

Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2012 meningkat menjadi 3,1 persen dari PDB atau senilai 6,9 miliar dolar AS. Pada kuartal III 2012, defisit transaksi berjalan turun menjadi 2,38 persen dari PDB atau senilai 5,3 miliar dolar AS. Untuk kuartal IV 2012, pemerintah memproyeksikan defisit transaksi berjalan turun lagi di kisaran 2,2 persen dari PDB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement