Kamis 20 Dec 2012 15:51 WIB

Indonesia Terlambat Kembangkan Pariwisata Syariah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
WISATA TELUK KENDARI. Sejumlah pengunjung bermain perahu bebek di Teluk Kendari, Sultra. Sabtu (15/10). Dengan adanya fasilitas hiburan di teluk Kendari diharapkan akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kendari dengan tarif permainan berkisar Rp
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
WISATA TELUK KENDARI. Sejumlah pengunjung bermain perahu bebek di Teluk Kendari, Sultra. Sabtu (15/10). Dengan adanya fasilitas hiburan di teluk Kendari diharapkan akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kendari dengan tarif permainan berkisar Rp

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sebagai negara mayoritas muslim, Indonesia terlambat dalam mengembangkan sektor pariwisata syariah. Padahal potensi Indonesia jauh lebih menjanjikan.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Sapta Nirwandar mengatakan, disaat ekonomi Eropa lesu. Asia muncul menjadi kekuatan ekonomi dunia.

Dari Asia inilah, kata Sapta, sumber ekonomi bermunculan. "Salah satunya adalah potensi wisatawan muslim dimana populasinya lebih besar di Asia,"katanya di Surabaya, Kamis (20/12).

 

Pariwisata syariah, ujar Sapta, semakin menjanjikan untuk dikembangkan. Dibandingkan Thailand, Indonesia tertinggal dalam mengembangkan sistem pariwisata  syariah.

Di Malaysia, terang Sapta,  wisata syariah sudah menjadi satu perpaduan dalam setiap ajang wisata mereka. "Bahkan Malaysia  mengklaim sebagai pusat wisata syariah,"terangnya.

Saat ini wisatawan muslim di  dunia, ujar Sapta, berkontribusi sekitar USD 126 miliar.  Padahal omset potensi pariwisata syariah di seluruh dunia diperkirakan mencapai USD 2 triliun.

Artinya, lanjut Sapta, masih sangat besar pasar yang masih bisa dikembangkan untuk pariwisata syariah. Indonesia harus mengambil pasar yang besar itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement