REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sebagai negara mayoritas muslim, Indonesia terlambat dalam mengembangkan sektor pariwisata syariah. Padahal potensi Indonesia jauh lebih menjanjikan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Sapta Nirwandar mengatakan, disaat ekonomi Eropa lesu. Asia muncul menjadi kekuatan ekonomi dunia.
Dari Asia inilah, kata Sapta, sumber ekonomi bermunculan. "Salah satunya adalah potensi wisatawan muslim dimana populasinya lebih besar di Asia,"katanya di Surabaya, Kamis (20/12).
Pariwisata syariah, ujar Sapta, semakin menjanjikan untuk dikembangkan. Dibandingkan Thailand, Indonesia tertinggal dalam mengembangkan sistem pariwisata syariah.
Di Malaysia, terang Sapta, wisata syariah sudah menjadi satu perpaduan dalam setiap ajang wisata mereka. "Bahkan Malaysia mengklaim sebagai pusat wisata syariah,"terangnya.
Saat ini wisatawan muslim di dunia, ujar Sapta, berkontribusi sekitar USD 126 miliar. Padahal omset potensi pariwisata syariah di seluruh dunia diperkirakan mencapai USD 2 triliun.
Artinya, lanjut Sapta, masih sangat besar pasar yang masih bisa dikembangkan untuk pariwisata syariah. Indonesia harus mengambil pasar yang besar itu.