Rabu 19 Dec 2012 15:35 WIB

Indonesia-Malaysia Tukar Ilmu Kembangkan Perbankan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Citra Listya Rini
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Malaysia saling berbagi ilmu dalam mengembangkan industri perbankan syariah. Upaya ini sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi dampak ketidakstabilan keuangan global terhadap bank syariah.

Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution mengatakan dengan adanya pertemuan antara BI dan Bank Negara Malaysia diharapkan mampu menata  sistem keuangan Indonesia dan menjadikannya lebih stabil. Apalagi, Bank Negara Malaysia meraih penghargaan Islamic Development Bank Prize Winner in Islamic Banking and Finance 2012.

"Sistem keuangan syariah perlu dijaga kestabilitasannya," ujarnya dalam acara The IDB Regional Lecture Series on Islamic Economic, Finance and Banking di kantor BI, Jakarta, Rabu (19/12).

Sistem keuangan syariah, kata Darmin, bisa menjadi kuat asal didukung disiplin terhadap nilai-nilai syariah. Sistem operasi keuangan syariah diharapkan mampu memberikan inspirasi dalam mengembangkan berbagai pemikiran dalam penataan sistem keuangan lebih baik lagi.

Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Zeti Akhtar Aziz mengatakan memang membutuhkan waktu cukup lama untuk membuat sistem keuangan syariah Malaysia menjadi sekuat seperti sekarang. "Prosesnya sangat lama sudah berlangsung sejak masa Perdana Menteri Mahathir Mohammad, bahkan tidak sedikit orang yang mempertanyakan sistem ini," ucapnya.

Namun, Akhtar optimistis Indonesia memiliki potensi menjadi lebih berhasil bahkan dibanding Malaysia. "Faktor demand dari masyarakat sudah ada dan cukup tinggi, saya yakin Indonesia bisa," katanya. Malaysia memiliki konsil syariah tersendiri yang anggotanya berasal dari berbagai negara dan tidak hanya dari dalam negeri.

 

Akhtar mengapresiasi positif adanya tukar ilmu ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan menyusul rentannya berbagai krisis keuangan yang terjadi. Kegiatan tukar ilmu ini dilakukan secara periodik bekerjasama dengan bank-bank sentral negara dalam satu regional, diantaranya Indonesia, Malaysia, Brunei, Pakistan, Bangladesh dan Maladewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement