REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan perolehan premi dari asuransi tahun ini bertumbuh 25 persen dibandingkan 21 persen tahun lalu. Meski, hingga kuartal III 2012, perolehan premi asuransi umum nasional masih bertumbuh 14,4 persen year on year (yoy).
Kepala Statistik AAUI, Budi Herawan, mengaku optimis mencapai target tersebut. "Penerimaan dari asuransi kendaraan bermotor, serta asuransi kecelakaan diri, dan kesehatan akan menjadi kuda hitam diakhir tahun ini," kata Budi, dijumpai Republika di Jakarta, Jumat (14/12).
Hingga kuartal III 2012, pendapatan premi bruto asuransi umum nasional mencapai Rp 28,54 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2011 sekitar Rp 24,95 triliun, dan 2010 sebesar Rp 20,43 triliun. Sedangkan klaim bruto asuransi umum kuartal III 2012 totalnya mencapai Rp 11,05 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode sama pada 2011 sebesar Rp 8,77 triliun, dan 2010 sebesar Rp 8,82 triliun.
Total klaim premi asuransi umum kuartal III 2012 yang terbesar berasal dari premi kendaraan bermotor, Rp 8,75 triliun. Berikutnya asuransi harta benda atau properti Rp 7,99 triliun, asuransi kecelakaan diri dan kesehatan Rp 3,62 triliun, dan asuransi pengangkutan laut Rp 1,86 triliun.
Klaim kecelakaan diri dan kesehatan, kata Budi, akan signifikan hingga akhir tahun. Jika hingga kuartal III 2012 kontribusinya masih berkisar 17,4 persen, maka akhir tahun ini akan menjadi 30 persen. Keyakinan AAUI pasalnya banyak perusahaan BUMN yang premi asuransi kesehatannya akan jatuh tempo Desember ini. Rata-rata klaimnya di atas Rp 30 miliar per perusahaan BUMN. "Misalnya BUMN penerbangan, seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)," ujarnya.
Selain asuransi kesehatan, asuransi harta benda dan properti juga turut serta mendongkrak premi. Banyak bank-bank yang gencar mencari pendanaan medium untuk properti. Khususnya di wilayah Indonesia Timur, seperti Makassar (Sulawesi Selatan), Bali, termasuk Kalimantan.
Budi memaparkan pembelian sistem kredit untuk apartemen membuat masyarakat mengasuransikan propertinya, berupa properti pribadi dan ritel. Di sejumlah kota besar, banyak pembangunan pusat perbelanjaan, pertokoan, dan mal baru. Ini termasuk yang menjadi faktor medium yang mendorong perolehan premi.