REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Asian Development Bank (ADB) akan membantu akses keuangan Islam di empat negara muslim yakni Afghanistan, Bangladesh, Pakistan dan Indonesia.
Bantuan yang diberikan berupa hibah sebesar 750 ribu US Dollar. Bantuan teknis ini sebagai respon atas permintaan bantuan dari empat negara tersebut. Rencananya, bantuan tersebut digunakan untuk mengembangkan platform e-modul.
Modul ini berguna dalam membangun kapasitas pejabat di negara-negara sesuai standar Islamic Finance Service Board (IFSB). Bank Negara Malaysia sepakat membagi pengalaman dalam menerapkan standar untuk membantu rekan-rekan di kawasan regionalnya.
Ekonom Sektor Keuangan ADB, Sani Ismail, mengatakan keuangan Islam dapat memberikan akses ke lembaga nonbank dan mempromosikan stabilitas keuangannya melalui alternatif pengembangan aset.
"Ini dapat membantu diversifikasi sektor keuangan di negara berkembang Asia," ucap Sani seperti dikutip dari Kuwait News Agency, Rabu (12/12).
Rencana aksi juga akan disusun untuk mengembangkan pasar modal syariah di negara-negara berkembang yang berpartisipasi.
ADB mengatakan rencana tersebut akan fokus pada harmonisasi pengungkapan persyaratan produk pasar modal syariah, pengembangan skema investasi kolektif Islam, dan merekomendasikan perlakuan pajak dari produk pasar modal syariah.
Hal tersebut mengacu pada transaksi keuangan yang konsisten dengan syariah (hukum Islam). Tak hanya itu, fokus transaksi bertumpu pada prinsip-prinsip seperti materialitas transaksi dan risk sharing bersama.
Perbankan, takaful (asuransi syariah) dan sukuk (sertifikat keuangan Islam) bunga dalam keuangan Islam termasuk dalam prinsip tersebut. Berdasarkan laporan ADB, meski terjadi penurunan dalam krisis keuangan global, aset perbankan syariah secara global diperkirakan akan mencapai 1,1 triliun dollar AS pada 2012.