Rabu 05 Dec 2012 22:34 WIB

Kebutuhan Batu Bara PLN Naik 10 Persen

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fitria Andayani
PLTU, ilustrasi
PLTU, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) memprediksi bakal ada peningkatan penggunaan batu bara di tubuh BUMN itu 2013 nanti. Bahkan akan ada kenaikan 10 persen atau menjadi 55 juta ton.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyatakan, kenaikan ini disebabkan oleh beroperasinya sejumlah pembangkit listrik baru yang menggunakan energi batu bara. "Karena proyek ini jadi, kita pasti meningkatkan kebutuhan batu bara," katanya, Rabu (5/12).

Sejumlah pembangkit listrik baru itu antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu Unit 1, 2, dan 3 di Jawa Barat yang masing-masing berkapasitas 300 MW. Ada pula, proyek PLTU lainnya seperti PLTU Pacitan, PLTU Tanjung Awar-Awar, dan PLTU Paiton yang semuanya terletak di Jawa Timur. Sementara, di luar Jawa antara lain Nagan Raya, Aceh dan dan Teluk Sirih, Sumbar.

Sementara itu, Kepala Divisi Batu Bara PLN Helmi Najamudin menyatakan, penambahan konsumsi batu bara pada tahun depan bisa mencapai 64,1 juta ton. Batu bara dibeli dengan patokan harga baru bara acuan sekitar Rp 700 rupiah per kilo. Penggunaan batu bara bisa menghemat penggunaan dana anggaran PLN.

Dibanding menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang memakan dana hingga Rp 2 ribu per satu kilo watt hour (kwh). Batu bara hanya membutuhkan Rp 300 rupiah. Per Juni 2012, PLN mencatat penggunaan batu bara mendominasi bauran energi untuk pembangkit listrik hingga 60 persen. Sedangkan sisanya gas bumi 22 persen.

Selama ini, pasokan batu bara ke PLN, berasal dari sembilan perusahaan batu bara nasional. Yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Bukit Asam (Persero), PT Adaro Energi, PT Arutmin Indonesia, Kideco Jaya Agung, Berau Coal, PT Indominco Mandiri, PT Lanna Harita Indonesia, dan PT Jorong Barutama Greston.

"KPC mendominasi pasokan hingga 9,6 juta ton dengan realisasi sampai September sebesar 4,7 juta ton," katanya. Sedangkan pasokan dari Bukit Asam dan Adaro masing-masing sebesar 9,7 juta ton dan 8,2 juta ton. Batu bara dari  KPC bakal digunakan untuk pembangkit listrik di Labuhan, Indramayu dan Lembang. Sementara dari Bukit Asam bakal dimanfaatkan untuk pembakit di Suralaya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement