Rabu 28 Nov 2012 07:34 WIB

Industri Syariah Rambah Sektor Pariwisata

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.
Foto: n4nk.blogspot.com
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Produk industri halal mengalami evolusi. Industri halal diyakini tak lagi hanya sekedar dibutuhkan oleh produk makanan dan minuman. Seiring berjalannya waktu, industri halal sudah mencakup lembaga keuangan yang meliputi ritel. Kini, produk halal menjadi salah satu kebutuhan yang merambah sektor pariwisata.

Anggota Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Syariah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Riyanto Sofyan mengatakan potensi pariwisata syariah Indonesia perlu digarap lebih serius. "Potensinya sangat besar,” ujar

Riyanto, kemarin.

Komunitas muslim, kata Rianto merupakan pasar yang cukup besar. Penduduk muslim dunia mencapai 1,8 miliar atau 28 persen penduduk yang tersebar di 148 negara. Pada 2011, wisatawan muslim sudah berkontribusi sekitar 126 miliar di sektor pariwisata. Nilai ini bahkan lebih besar dibandingkan wisatawan dari Jerman yang hanya menghabisakan 111,889 miliar.

Di Indonesia, penerimaan devisa sebanyak 1,6 miliar dari 8,5 miliar total penghasilan devisa disumbangkan oleh sektor pariwisata. Namun, kontribusi ini masih di bawah dua persen dari potensi pasar muslim traveler di seluruh dunia.

Pada tahun 2010, Indonesia dikunjungi 7.002.994 turis melalui 19 pintu masuk. Sebanyak 1.277.437 di antaranya muslim dan memerlukan fasilitas makanan halal. Apalagi, kata dia kini konsumsi produk halal tidak terbatas pada pemeluk agama Islam saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement