Selasa 06 Nov 2012 09:26 WIB

400 Praktisi BMT Kumpul di Yogya

Rep: Yulianingsih/ Red: Hafidz Muftisany
Seorang teller melayani nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Seorang teller melayani nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sedikitnya 400 praktisi Baitul Maal Watamwil (BMT) se-Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan BMT (PBMT) berkumpul di Yogyakarta selama tiga hari di ajang BMT Summit 2012, (5-8/11).

Para Praktisi ini merupakan perwakilan dari 206 BMT se-Indonesia. Mereka membahas berbagai isu dan masalah menyangkut pengelolaan dan pengembangan BMT ke depan.

Ketua Umum PBMT Indonesia Jularso mengatakan, BMT Summit adalah ajang silaturami perhimpunan BMT untuk memperkuat jati diri koperasi syariah tersebut. "Jatidiri PBMT Indonesia adalah sebuah lembaga dakwah. Yaitu sebagai lembaga dakwah yang berdasar syariah," tandasnya Selasa (6/11).

Karena itu kata dia, aktivitas PBMT seluruhnya harus tunduk kepada prinsip-prinsip dan aturan main syariah. Selain itu,  PBMT adalah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) maka  PBMT harus  menjadi motor penggerak sektor usaha mikro dan usaha kecil (UMK).

Dan sebagai lembaga Maal, lanjutnya  PBMT  harus bisa menjadi salah satu alat pemberdayaan kaum miskin dengan skema-skema tertentu yang tak berdasar perhitungan bisnis atau keuangan. Karena itulah PBMT adalah bagian dari gerakan Koperasi Indonesia.

Menurutnya pada kegiatan ini juga akanditandatangani kerjasama antar anggotaPBMT terkait standardisasi pedoman operasional BMT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement