Senin 05 Nov 2012 21:02 WIB

Tak Kunjung Tuntas, Masalah Perburuhan Ancam Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ribuan buruh dari berbagai Serikat Pekerja melakukan unjuk rasa mendukung aksi mogok kerja nasional (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ribuan buruh dari berbagai Serikat Pekerja melakukan unjuk rasa mendukung aksi mogok kerja nasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kisruh buruh dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari mengatakan demo buruh yang belum selesai hingga saat ini sangat mencemaskan pertumbuhan ekonomi.

"Apalagi isunya akan ada pengentian aktifitas bahkan hengkangnya industri dari Indonesia. Perlu ada perhatian khusus dari pemerintah," kata Okto, Senin (5/11).

Menurut dia, pemerintah harus segera merespon masalah buruh. Kalau tidak, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terancam. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester tiga sebesar 6,1 persen. Angka ini lebih rendah dibaningkan semester kedua yang mencapai 6,4 persen.

BPS mengtakan pertumbuhan ekonomi yang cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya karena adanya pelemahan ekspor tambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement