REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Empat dari enam divisi anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kinerja keuangan positif hingga kuartal ketiga tahun ini. Keempat divisi tersebut adalah divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, serta teknologi informasi.
Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, mengatakan meskipun prospek bisnis perusahaan tetap baik, namun penurunan harga komoditas bisa saja memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja perusahaan ke depan.
"Turunnya harga minyak sawit (CPO) misalnya, baru-baru ini, mempengaruhi tingkat keuntungan anak usaha perseroan," kata Prijono di Jakarta, Rabu (31/11) malam.
Terbukti, dua anak usaha Astra mengalami penurunan laba bersih. Pada divisi agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7 persen sahamnya dimiliki Astra International mengalami penurunan laba bersih hingga 10 persen. Berikutnya, divisi infrastruktur dan logistik mengalami penurunan laba dua persen menjadi Rp 472 miliar.
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Widya Wirawan, mengatakan laba bersih perusahaan turun menjadi Rp 1,7 triliun dikuartal ketiga tahun ini. "Laba bersih turun akibat tingginya biaya produksi dan biaya operasional," katanya.
Produksi CPO Astra Agro Lestari pada dasarnya meningkat 11 persen menjadi satu juta ton. Sayangnya, harga rata-rata CPO sejak awal tahun mengalami penurunan.
Divisi otomotif Astra menyumbang peningkatan laba bersih mencapai Rp 7,2 triliun atau 17 persen. Divisi jasa keuangan melalui pembiayaan otomotif dan pembiayaan alat berat menyumbang Rp 2,8 triliun atau meningkat sembilan persen.
Divisi alat berat pertambangan menyumbang tiga persen atau Rp 2,7 triliun terhadap induk perusahaan. Terakhir, divisi teknologi dan informasi menyumbang 16 persen atau Rp 82 miliar untuk induk perusahaan.