REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana mengatakan pihaknya mendorong pengembangan energi bersih dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi baik untuk rumah maupun industri.
"Sumber energi konvensional semakin lama semakin menipis, belum lagi dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sedangkan kebutuhan energi semakin lama semakin meningkat," kata Menteri Armida kepada ANTARA di Beijing, Ahad (21/10) menutup rangkaian kunjungan kerjanya ke China, 18-21 Oktober.
Armida mengemukakan sejalan dengan makin baiknya kondisi ekonomi nasional Indonesia, pembangunan di berbagai pun terus meningkat yang membutuhkan energi yang sangat besar, utamanya listrik dan bahan bakar minyak.
"Kebutuhan energi juga sangat diperlukan untuk mendukung makin tingginya kebutuhan energi bagi masyarakat. Mengingat Indonesia juga adalah salah satu negara berpenduduk cukup besar," tuturnya.
Indonesia, lanjut Armida, kini sedang mengembangkan berbagai sumber energi bersih yang berkelanjutan untuk kebutuhan listrik dan BBM.Untuk listrik, telah ditetapkan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW yang didominasi energi terbarukan.
"Namun, pembangunannya sangat lambat,baru sekitar 50 persen. Ini akan perlu didorong terus, agar kebutuhan listrik yang menggunakan energi terbarukan terus dilakukan sehingga kebutuhan listrik dapat dipenuhi dan lingkungan terjaga kelestariannya," katanya.
Armida mengatakan perlu terobosan baru dalam pembangunan energi seperti yang dilakukan China antara lain dengan memberikan insentif perpajakan serta berusaha menurunkan biaya produksi industri energi terbarukan, untuk menarik minat kalangan usaha mengembangkan industi energi.
Selain Beijing, Armida juga mengunjungi waduk Three Gorges Dam di Yichang, Provinsi Hubei, China. Mega proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia ini dilaksanakan oleh China Gezhouba Construction Corp (CGCC), salah satu BUMN besar RRT.
Pada saat ini Three Gorges Dam menghasilkan sekitar 24 ribu MW listrik dan menyuplai kurang lebih sekitar 50 persen kebutuhan listrik Cina serta menghasilkan "revenue" tahunan sekitar RMB 30 miliar atau sekitar lima miliar dolar AS.
Selain tenaga air, Cina juga mengembangkan energi terbarukan dan bersih dari tenaga matahari, angin, dan nuklir. Bahkan kini Cina mengembangkan pembangunan energi berbasis fosil atau konvensional dan energi terbarukan seperti batu bara dan angin.