Selasa 16 Oct 2012 20:06 WIB

Eropa & Amerika Lesu, RI-Afsel Intensifkan Perdagangan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Indonesia dan Afrika Selatan (ilustrasi)
Indonesia dan Afrika Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hubungan perdagangan Indonesia dan Afrika Selatan akan ditingkatkan. Kedua negara sepakat melakukan studi untuk mengeskplorasi potensi perdagangan. Studi potensi perdagangan ini merupakan kelanjutan  joint trade commitee, yang terakhir berlangsung enam tahun lalu, sebelum krisis tahun 2008.

Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan, Rob Davies melihat upaya ini bisa menjadi salah satu diversifikasi perdagangan karena lesunya pasar Eropa dan Amerika. Indonesia, dipandangnya sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya paling cepat di ASEAN.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia harus mengambil langkah kongkret untuk merealisasikan perdagangan kedua negara. Afrika Selatan, kata dia bisa menjadi salah satu pintu masuk ekspor Indonesia ke benua hitam tersebut.

Apalagi, Afrika tergabung dalam negara Southern African Customs Union (SACU), organisasi dagang yang terdiri dari beberapa negara. Jika Indonesia dan Afrika Selatan semakin dekat, menurut Gita akan lebih mudah untuk eskpansi pasar ke Afrika.

“Kita pelajari produk apa saja yang dibutuhkan satu sama lain,” ujar Gita, Selasa, (16/10) usai bertemu dengan menteri perdagangan dan industri Afrika Selatan.

Ia mengatakan jika Indonesia sudah menentukan produk apa saja yang siap dipromosikan, nantinya akan dibahas mengenai hambatan perdagangan yang terjadi.

Beberapa produk Indonesia yang banyak dieskpor ke Afrika antara lain CPO, makanan, tekstil dan karet. Hambatan tingginya bea masuk, diharapkan bisa diselesaikan dari kelanjutan studi ini.

Kedepan, Gita menambahkan, dari perdagangan dua negara ditargetkan bisa mencapai 10 Miliar atau satu persen dari total GDP dua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement