Rabu 26 Sep 2012 15:30 WIB

PT RNI Patok Laba Rp 300 Miliar di Akhir 2012

Komisaris Utama PT RNI Firmansyah
Foto: Antara
Komisaris Utama PT RNI Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan usaha milik negara bidang agro industri PT Rajawali Nusantara Indonesia menargetkan perolehan laba hingga Rp 300 miliar pada akhir tahun 2012.

"PT RNI Berada di pusaran untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional karena mempunyai produk-produk seperti gula, daging, karet dan sawit. Pasar sudah ada, tinggal bagaimana kita memanfaatkan pasar tersebut jangan sampai dikuasai oleh negara-negara tetangga. Mudah-mudahan profit kita Rp300 miliar tahun ini," kata Komisaris Utama PT RNI Firmansyah dalam acara pisah sambut komisaris utama di Gedung PT RNI, Jakarta, Rabu (26/9).

RNI hingga Juli sudah meraih laba Rp 160 miliar dan diharapkan terus meningkat pada akhir tahun. Selain itu, Firmansyah mengatakan peluang bagi RNI semakin besar ke depan karena diperkirakan menjelang 2030 akan ada tambahan kelas menengah yang mempunyai tingkat konsumsi yang cukup tinggi di Indonesia.

Jumlah masyarakat tingkat menengah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 138 juta orang, melebihi jumlah masyarakat kelas menengah di Eropa pada 2012 yang mencapai 125 juta. "Kondisi makro tersebut nanti mempunyai dampak terhadap RNI secara umum karena jumlah permintaan yang meningkat akan produk-produk komoditas yang disediakan perusahaan," kata Firmansyah.

Firmansyah resmi menjabat Komisaris Utama PT RNI setelah diangkat Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 18 September. Mantan dekan muda Universitas Indonesia (FE UI) itu menggantikan posisi Mahendra Siregar yang saat ini menjabat sebagai Komisari Utama PT Semen Gresik Tbk.

Profesor termuda di 'Kampus Kuning' itu pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UI pada 2009, sekaligus menobatkan dirinya sebagai dekan termuda dalam sejarah UI.

"Yang menjadi dasar perusahaan sekarang adalah kesejahteraan karyawan. Hal itu tidak bisa diwujukan jika PT RNI merugi. Oleh sebab itu, kita harus menciptakan suasana yang baik karena ini adalah rumah kita semua," kata pria 7 Juli 1976 itu. "Kalau bisa mengurus BUMN secara baik, tidak ada alasan BUMN itu rugi karena pasar sudah ada," pungkas Firmansyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement