REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kadin Indonesia khawatir perusahaan penerbangan yang menukarkan rupiah ke Dolar AS akan mempengaruhi ekspor Indonesia. Diperkirakan ada 200 unit pesawat baru yang dileasing oleh perusahaan BUMN dan swasta yang saat ini sudah mulai berjalan.
Penukaran rupiah untuk membayar leasing pesawat dapat menyebabkan perusahaan ekspor impor kewalahan mendapatkan dolar untuk membiayai transaksinya. "Jangan sampai eksportir importir bersama perusahaan penerbangan dalam negeri bergelut berburu dolar," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur, Rabu (15/8).
Kadin memperkirakan nilai tukar rupiah diperkirakan sulit turun dari 9.450. Bahkan ada kecenderungan naik pada level 10.000. Kadin menilai kondisi tersebut dapat berpengaruh kepada nilai ekspor Indonesia ke depan.
“Kami harapkan pemerintah jangan lengah dalam hal ini baik pada pengaruh eksternal maupun internal dalam negara Indonesia demi menjaga pasar domestik,” ujar Natsir.
Menurut Natsir, Kemendag telah mati-matian menjaga pasar domestik. Kadin selaku pelaksana dunia usaha nasional, menurutnya juga memberikan kontribusi dalam menjaga pasar domestik, sehingga sinergi perlu ditingkatkan lagi ke depan.
Tiga bulan terakhir ekspor Indonesia mengalami defisit. Pada tahun 2011, ekspor Indonesia mencapai 203 miliar dolar.
Sementara ekspor Indonesia pada semester satu mencapai 96,88 miliar dolar. Sementara, impor Indonesia mencapai 96,41 miliar dolar. Menteri perdagangan Gita Wirjawan berujar, jika ekspor Indonesia masih bisa menyamai prestasi tahun lalu, itu sudah sangat baik.