REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Bank Indonesia mengimbau agar masyarakat berhati-hati menyusul adanya dugaan kuat peredaran uang palsu akan meningkat menjelang Idul Fitri.
"Dugaan meningkatnya peredaran uang palsu di Idul Fitri karena kebutuhan dan membawa uang tunai di tengah masyarakat semakin meningkat," kata Deputi Direktur Divisi Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX, Kahfi Zulkarnain, di Medan, Selasa (31/7).
Hingga Juni, temuan uang palsu tren meningkat atau mencapai Rp 71 juta lebih. Jumlah temuan uang palsu hingga Juni 2012 yang sebesar Rp 71.090.000 itu sebanyak 1.166 lembar, dimana terbanyak berupa uang Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Untuk pecahan Rp 50 ribu, ditemukan sebanyak 783 lembar atau senilai Rp 39 juta disusul Rp 100 ribu sebanyak 307 lembar dengan nilai Rp 30 juta.
"Masyarakat harus lebih hati-hati, karena sesuai perkembangan zaman, modus operandi kejahatan termasuk peredaran uang palsu itu juga semakin bervariasi," katanya.
Dia menjelaskan, khusus di Juni 2012, temuan uang palsu tercatat sebanyak 221 lembar atau senilai Rp 13 juta.
Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Mei yang masih sebesar Rp 11 juta. Untuk menghindari risiko, masyarakat diharapkan untuk meningkatkan penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) untuk transaksi.