Kamis 19 Jul 2012 11:43 WIB

BI: Gaji Direksi Bank Perlu Diturunkan

Rep: Nur Aini / Red: Djibril Muhammad
 Gedung Bank Indonesia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Gedung Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perbankan di tanah air dinilai belum cukup efisien bila dibandingkan dengan perbankan di kawasan ASEAN. Salah satu komponen yang membuat perbankan di tanah air belum efisien adalah tingginya gaji tenaga kerja, terutama direksi bank. Karena itu, Bank Indonesia menilai gaji direksi bank perlu diturunkan.

Direktur Ekskutif Direktorat Penelitian dan Pengawasan Perbankan BI, Mulya Effendi Siregar mengatakan biaya karyawan dalam biaya tenaga kerja perbankan relatif tidak terlalu besar. Akan tetapi, biaya remunerasi direksi bank di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN.

"Efisiensi perbankan harus dilakukan, dan kalau bisa cutting cost untuk menurunkan biaya. Jika di negara ASEAN bisa, kenapa kita tidak bisa," ujarnya dalam acara Banking Award di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (18/7) malam.

Bank sentral membandingkan biaya rata-rata tenaga kerja nondireksi di empat bank terbesar di Indonesia, masih lebih rendah dengan sejumlah negara ASEAN. Setiap tahun, biaya tenaga kerja di bank Indonesia tercatat mencapai Rp 193 juta per orang. Tapi, biaya tenaga kerja di Malaysia bisa mencapai Rp 236 juta per orang dan Filipina sebesar Rp 300 juta per orang.

Hal itu berbeda untuk biaya remunerasi (bonus) direksi perbankan. Indonesia memiliki biaya remunerasi direksi bank paling tinggi di antara negara ASEAN lainnya. Biaya remunerasi direksi perbankan di Filipina setiap tahun hanya Rp 1,1 miliar, Malaysia sebesar Rp 5,6 miliar, Thailand sebesar Rp 2 miliar, sementara Indonesia sebesar Rp 12 miliar.

Biaya tenaga kerja di Indonesia juga berkontribusi lebih besar dalam biaya overhead perbankan. Bank sentral mencatat kontribusi biaya tenaga kerja terhadap biaya overhead di Indonesia mencapai 2,44 persen. Rasio tersebut lebih besar dibandingkan rasio yang sama di Filipina (1,81 persen), Malaysia (1,74 persen), dan Thailand (1,34 persen).

Meski dinilai membuat bank tidak efisien, Bank sentral tidak akan mengatur tentang gaji direksi bank. Mulya mengatakan pihaknya hanya memberi masukan agar bank dapat menekan biaya overhead. "Jika (remunerasi gaji direksi) tidak bisa diturunkan, kami tidak akan memaksa. Tapi, di negara ASEAN lain sudah bisa lebih rendah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement